Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pergerakan Sriwijaya FC Membuat Suporter Cemas

By Minggu, 22 Januari 2017 | 14:02 WIB
Pelatih Sriwijaya FC Widodo Cahyono Putro memberikan keterangan kepada wartawan, menjelang laga melawan Arema di stadion Kanjuruhan Malang, (6/12/2016) (NOVERTA SALYADI/JUARA.NET)

Keberhasilan Sriwijaya FC finis di peringkat keempat turnamen TSC 2016 telah menaikkan level ekspektasi terhadap tim asuhan Widodo C Putro itu. Tetapi, perkembangan terkini sepertinya membuat suporter cemas.

Penulis: Noverta Salyadi/Andrew Sihombing

Setidaknya, dua pemain senior, yakni Supardi Nasir dan Firman Utina, tak akan diberi perpanjangan kontrak.

Adapun Anak Agung Ngurah Wahyu "Nanak" Trisnajaya pindah ke Bali United, sementara Wildansyah memilih bergabung dengan Persib.

Lubang yang ditinggalkan pemain-pemain itu tidaklah kecil. Berturut-turut keempat pemain di atas mengecap 33, 24, 20, dan 19 laga sepanjang TSC.

Jumlah kesempatan bermain itu sedikit-banyak memperlihatkan betapa keempatnya merupakan andalan Laskar Wong Kito.

Potensi ketimpangan Sriwijaya bisa semakin hebat seturut regulasi baru yang dicanangkan PSSI.

 

Baca Juga:

Untuk musim 2017, PSSI berniat memberlakukan aturan tiga pemain asing (satu dari Asia) dan maksimal dua pemain di atas 35 tahun.

Bila betul-betul diterapkan, aturan ini membuat Sriwijaya harus memilih antara Hilton Moreira dengan Mauricio Leal. Keduanya adalah pilar Sriwijaya di TSC.

Kendati sudah berusia 35 tahun, Hilton bisa mencetak 9 gol plus 4 assist dalam 32 partai. Ia merupakan pencetak gol terbanyak kedua bagi klub setelah Alberto Goncalves.

Sementara Mauricio merupakan karang tangguh di jantung pertahanan. Tampil dalam 30 laga, pemain asal Brasil ini berkontribusi membuat Sriwijaya menjadi tim terbaik keenam di TSC untuk urusan jumlah kebobolan (39).

Tetap Siap

Sekretaris Sriwijaya, Achmad Haris, tak menyangkal bahwa pergerakan memoles kekuatan tim seolah tak mencerminkan ambisi besar Sriwijaya. Hanya, menurutnya, hal itu bukan tanpa alasan.

"Kami bukannya tidak melakukan pendekatan. Tetapi, rata-rata kontrak pemain baru berakhir pada Februari. Kami ingin menjaga etiket dan saling menghormati dengan klub-klub yang memegang kontrak pemain tersebut," katanya kepada Tabloid BOLA.

Haris juga menyebut Sriwijaya tetap akan kompetitif di musim 2017.

"Insya Allah kami tetap siap bersaing," ujarnya.

Salah satu dasar kesiapan itu tak lain materi pemain muda yang dimiliki oleh Sriwijaya.

Menurut Widodo, sederet anak-anak muda yang ada di tim sudah kian matang karena kerap menjadi starter di TSC, seperti Hapit Ibrahim, Zalnando, Manda Cingi, Mariando, Ichsan Kurniawan, dan penjaga gawang Teja Paku Alam.

"Sriwijaya FC sudah jauh lebih siap menggunakan pemain muda dibandingkan dengan klub lain yang selama ini lebih banyak memakai pemain senior," tutur Widodo.

Pernyataan sang pelatih dan petinggi klub seolah mengisyaratkan kesiapan Sriwijaya menjalani regulasi terhadap pemain senior seperti dikehendaki PSSI.

Hanya, suara berbeda muncul dari kubu pemain.

"Pemain senior bisa menjadi tolok ukur kemampuan bagi pemain junior. Selain itu, yang junior juga punya motivasi lebih saat berlatih dan tampil dengan senior bernama besar," ujar Zalnando.

"Saya berharap kuota pemain tidak perlu dibatasi, biarlah berjalan seperti biasa," katanya.

[video]https://video.kompas.com/e/5290448189001_v1_pjuara[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P