Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Luar biasa. Indonesia mengukir rekor tersendiri berkaitan dengan urusan bongkar-pasang pelatih tim nasional di kawasan Asia Tenggara.
Penulis: Indra Citra Sena
Total 14 kali melakukan pergantian pelatih adalah catatan tertinggi di antara negara-negara langganan Piala AFF dalam kurun waktu sedekade terakhir.
Besaran angka itu turut menghitung pemegang jabatan caretaker dan pelatih interim sejak didepaknya Peter Withe pada 18 Januari 2007.
Perinciannya antara lain Ivan Kolev (2007), Benny Dollo (2008- 2010), Alfred Riedl (2010-2011), Wim Rijsbergen (2011-2012), Aji Santoso (2012), Nil Maizar (2012-2013), Luis Manuel Blanco (2013), Rahmad Darmawan (2013), Jacksen F. Tiago (2013), Riedl (2013-2014), Benny (2015), Pieter Huistra (2015), dan Riedl (2016).
PSSI bahkan sampai kalap mempekerjakan lima pelatih secara bergantian pada 2013, termasuk memberhentikan Blanco, yang baru dalam hitungan dua pekan memimpin latihan tanpa sekali pun melakoni debut di laga resmi.
Barangkali hal ini cerminan betapa besar kerinduan PSSI terhadap prestasi sehingga cenderung tak sabaran.
Tekanan kepada pelatih otomatis membesar bila ia tidak bisa langsung mempersembahkan gelar bergengsi.
Namun, kondisi ini dinilai berbahaya bagi keberlangsungan timnas di kancah internasional mengingat setiap pelatih tak punya cukup waktu untuk membentuk tim sesuai dengan gambaran ideal yang ada di benaknya.
PSSI bahkan sampai kalap mempekerjakan lima pelatih secara bergantian pada 2013, termasuk memberhentikan Blanco, yang baru dalam hitungan dua pekan memimpin latihan tanpa sekali pun melakoni debut di laga resmi.
Mengganti pelatih berarti mengganti gaya bermain dan formasi. Komposisi pemain timnas kemungkinan bakalan berubah mengingat pelatih baru belum tentu cocok dengan nama-nama yang menjadi andalan pendahulunya.