Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Sandungan Badai Cedera Borussia Dortmund

By Kamis, 19 Januari 2017 | 10:59 WIB
Pelatih Borussia Dortmund, Thomas Tuchel, memberi instruksi saat timnya melawan Real Madrid pada partai fase grup Liga Champions di Stadion Santiago Bernabeu, Rabu (7/12/2016). (JAVIER SORIANO/AFP)

Borussia Dortmund ingin memperbaiki performa pada paruh kedua Bundesliga setelah jeda kompetisi. Namun, asa itu mendapat sandungan kecil dari Sokratis Papastathopoulos (28). 

Penulis: Lariza Oky Adisty

Bek asal Yunani tersebut menderita cedera pergelangan kaki saat Die Borussen menang 3-0 atas Standard Liege dalam pertandingan uji coba di pusat latihan di Marbella, Spanyol, Kamis (12/1/2017).

Sokratis menyusul sejumlah rekannya yang masih berkutat dengan cedera dan masalah kebugaran. Sebelumnya, Marco Reus mengalami gangguan otot, sementara Ousmane Dembele karena gangguan sendi pinggul.

Sven Bender, Mario Goetze, serta Sebastian Rode juga belum sepenuhnya fit. Kondisi ini jelas membuat pelatih Dortmund, Thomas Tuchel, risau.

“Problem cedera ini sangat mengganggu. Saya tidak menyangka harus menurunkan empat pemain muda di laga uji coba kontra Liege,” kata Tuchel.

Pada pertandingan tersebut, Tuchel memplot beberapa pemain junior, seperti Jacob Bruun Larsen, Dzenis Burnic, Hendrik Bonmann, dan Felix Passlack.

Kondisi para pemain yang cedera silih berganti dianggap Tuchel berpengaruh pada tidak konsistennya performa Dortmund sebelum Winterpause (libur musim dingin).

Pada 16 pekan pertama, Dortmund duduk di peringkat ke-7 klasemen sementara dengan mengantongi tujuh kemenangan, enam kali imbang, dan tiga kekalahan. Bandingkan dengan musim lalu pada interval periode yang sama.

Pada periode sama di 2015-2016, Marcel Schmelzer dkk duduk di peringkat kedua klasemen sementara Bundesliga. Mereka 12 kali menang, dua kali imbang, dan dua kali kalah.

Kemerosotan performa ini memang mengkhawatirkan mengingat Dortmund punya ambisi besar. Tuchel ingin Dortmund setidaknya finis di tiga besar klasemen akhir Bundesliga dan lolos otomatis ke Liga Champions.

“Saya tahu kami harus mencetak sebanyak mungkin gol di 18 pekan tersisa. Untuk itu, Dortmund butuh semua pemain, terutama para pemain kunci di tim untuk keseimbangan tim,” kata Tuchel.

Salah satu cara mencapai target itu adalah dengan meraup tiga poin dan mencegah lawan mencetak gol lebih dulu. Sebab, Dortmund cenderung sulit bangkit ketika tertinggal dari lawan.

Baca Juga:

Tujuh pertandingan terakhir sebelum jeda musim dingin menunjukkan tendensi itu. Dortmund selalu kebobolan lebih awal. Dari tujuh pertandingan tersebut, mereka empat kali seri, dua kali menang, dan sekali kalah.

Padahal, kalau mau dibandingkan, jumlah gol kebobolan mereka di 16 pertandingan musim ini lebih sedikit daripada musim lalu di interval yang sama (19 gol pada 2016-2017; 21 gol pada 2015-2016).

Tetap saja, bagi Dortmund, problem tertinggal lebih dulu wajib diatasi.

“Perlu upaya dan kerja keras untuk mengatasi ketertinggalan dan itu sangat melelahkan. Hal itu tidak boleh terulang lagi di paruh musim kedua,” kata Marcel Schmelzer, kapten tim Dortmund.

[video]https://video.kompas.com/e/5283299225001[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P