Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kiprah negatif Claudio Bravo di bawah mistar gawang Manchester City sedang menjadi sorotan banyak pihak.
Manajer Manchester City, Josep "Pep" Guardiola, memiliki ekspektasi besar saat mendatangkan Bravo dari FC Barcelona pada musim panas 2016.
Dengan hadirnya Bravo, Guardiola kemudian memutuskan untuk melepas Hart ke Torino dengan status pinjaman selama semusim.
Hal itu tentu menyimpulkan bahwa Guardiola menganggap Bravo punya kualitas yang lebih baik dari Hart. Namun, faktanya tak demikian.
Seiring berjalannya musim ini, penampilan Bravo ternyata kurang meyakinkan. Adapun Hart justru menuai pujian dari sebagian pihak berkat performanya di Torino
Pep Guardiola WILL sign a new goalkeeper in the summer after Claudio Bravo's latest gaffes https://t.co/ayWTIX74sg
— MailOnline Sport (@MailSport) January 17, 2017
Ide memulangkan Hart dari Torino pun muncul. Saran tersebut dinyatakan oleh kiper veteran Stoke City, Shay Given.
Given optimistis bahwa Hart bisa menjadi kiper tangguh bagi Manchester City era Guardiola, sama seperti halnya Yaya Toure yang sempat "dibekukan" pada awal musim.
"Mungkin Hart memang sempat diperlakukan kurang baik pada awal musim. Namun, dia masih pemain Manchester City," ujar Given kepada talkSPORT.
"Membawa Hart kembali pada Januari bisa menjadi ide bagus, terutama mengacu kepada penampilan dia musim ini," tuturnya.
COMPARED: Claudio Bravo vs. Joe Hart in the league this season - https://t.co/0uMfQZzE6Y pic.twitter.com/0Zo38tsj0o
— Squawka Football (@Squawka) January 17, 2017
Menilik jumlah kebobolan, Bravo sedikit mengungguli Hart. Dari 18 partai liga (sama-sama 1.620 menit), gawang Bravo baru kebobolan 23 gol, sedangkan Hart dua gol lebih banyak.