Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Setiap menghadapi Sevilla, pemain Real Madrid yang selalu menjadi sorotan adalah Sergio Ramos. Hanya dalam rentang tiga hari, kapten El Real tersebut harus bertamu ke rumah klub yang ia bela sejak kanak-kanak hingga 2005 sebanyak dua kali.
Penulis: Theresia Simanjuntak
Pertemuan pertama terjadi pada leg 2 babak 16 besar Copa del Rey (12/1) yang berakhir dengan skor 3-3. Madrid berhak ke fase berikutnya karena menang agregat 6-3.
Hasil ini menandakan pasukan Zinedine Zidane mencetak rekor tak terkalahkan terpanjang di Spanyol dengan 40 laga beruntun.
Ramos dan rekan setimnya kemudian berkunjung ke kandang Sevilla lagi pada Minggu (15/1) untuk gim La Liga.
Kali ini, nasib tidak berpihak padanya karena Ramos mencetak gol bunuh diri sehingga bekas timnya menang 2-1 atas Madrid.
Seperti yang nyaris selalu ia alami, Ramos kembali mendapat cemoohan dari sejumlah suporter Sevilla saat berada di Stadion Ramon Sanchez Pizjuan pada dua laga tersebut.
Dalam duel Copa del Rey, bek tengah berusia 30 tahun itu menjawab ejekan lewat gol penalti dengan tendangan ala Panenka pada menit ke-83.
Gestur bertolak belakang Ramos perlihatkan. Usai meminta maaf kepada kiper David Soria dan ke arah beberapa tribun yang tidak mengejeknya, Ramos mendatangi tribun di belakang gawang Sevilla, mengarahkan dua tangan ke telinganya.
"Sevilla akan selalu menjadi rumah saya, dengan atau tanpa diiringi siulan. Saya selalu menghormati Sevilla, bahkan meminta maaf pada kiper mereka setelah mencetak gol. Namun, mereka yang menyebut nama ibu saya tidak pantas mendapat hormat," kata Ramos usai pertandingan.