Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Paddy Lowe adalah salah seorang tokoh hebat di balik layar tim apa pun tempat ia bekerja. Ia pernah sukses bersama McLaren dan Mercedes.
Penulis: Arief Kurniawan
Namun, pria Inggris ini ingin segera merajut kesuksesan lagi bersama tim di mana ia memulai karier F1-nya yang juga gemilang, Williams.
Dalam rilis resmi Mercedes, Paddy Lowe (54) hanya disebut berpisah dari mereka tanpa memastikan ke mana perginya.
Akan tetapi, sudah sangat terang-benderang dia bakal berlabuh di Williams. Kepindahannya itu adalah bagian dari barter dengan Valtteri Bottas.
“Paddy memiliki sumbangsih besar bagi tim Mercedes selama 3,5 tahun terakhir dan kami sangat berterima kasih kepadanya,” kata Toto Wolff, Kepala Mercedes Benz Motorsport.
Baca juga:
Lowe sendiri mengakui bahwa dia bekerja dengan tim yang luar biasa selama berada di Mercedes.
“Fantastis dan mengasyikkan bekerja bersama mereka,” kata pria yang jabatan terakhirnya adalah Direktur Teknis Eksekutif ini.
Selain barter dengan Bottas, Mercedes pun direncanakan memberikan potongan harga untuk suplai mesin ke Williams.
Dengan demikian, perkembangan terbaru F1 antara Mercedes dan Williams sekilas semua menguntungkan tim yang disebut pertama.
Pertama, Williams mendapatkan potongan harga mesin.
Kedua, memperoleh Lowe, yang tampaknya bisa segera bekerja mengisi kursi Pat Symonds yang pensiun.
Ketiga, tetap bisa memakai jasa pebalap senior dalam diri Felipe Massa, yang batal pensiun.
Benarkah Mercedes dirugikan? Untuk sementara, di atas kertas, dari sisi apa pun sesungguhnya Mercedes tidak akan dirugikan dengan kepergian Lowe.
Alasannya adalah mobil 2017 sudah lama dibuat, bukan sejak awal 2017.
Ada atau tidak ada Lowe, sasis Mercedes yang sudah jadi dan telah punya basis kuat sejak 2014 itu tetaplah tangguh.
Plus, power unit (mesin) mereka hingga saat ini masih nomor wahid.
“Keberhasilan kami bukan karena individu tertentu. Hal ini adalah kerja kolektif dan kami masih memiliki nama-nama hebat,” ujar Wolff.
Selain itu, Mercedes juga mendapatkan Bottas, yang dikenal sebagai pebalap cepat.
Selama ini, Bottas tak pernah menang semata karena ia belum mendapatkan mobil yang sepadan. Nah, di Mercedes inilah kapasitasnya bakal terlihat.
Faktor ketiga kenapa Mercedes bisa tetap tenang dengan kepergian Lowe adalah mereka sepertinya bakal kedapatan pengganti sepadan.
James Allison, eks teknisi Ferrari, dikabarkan segera bergabung ke tim juara dunia tersebut.
Allison (48) berpisah baik-baik dari Ferrari pada pertengahan musim 2016.
Waktu itu, kabarnya adalah karena memang dia dianggap gagal lantaran sasis Ferrari tak juga mampu menang.
Bisa pula karena ia tidak berkonsentrasi tinggal di Italia setelah istrinya wafat.
Apa pun itu, Allison tetaplah teknisi jempolan.
Dia pernah menjadi bagian dari era dream team Ferrari bersama duet Michael Schumacher-Ross Brawn pada dekade 2000-an.
Kegagalannya di Ferrari yang kedua pada era Sebastian Vettel bukan semata karena mobil buatannya jelek, tetapi lantaran mesin Ferrari memang tidak kuasa melawan Mercedes.
Karena Mercedes adalah tim yang bermarkas di Brackley, Inggris, tentu hal ini menjadi nilai plus bagi hubungan mereka.
Secara psikologis, Allison tak akan pusing memikirkan keluarganya lagi sehingga bisa fokus berkarier di Mercedes.
Sepanjang 2017, dampak dari kehadiran Allison adalah kestabilan tim dengan kehadiran teknisi senior.
Sementara untuk jangka panjang tentu saja sasis Mercedes 2018 sudah bisa dirancang dengan ide-ide baru darinya.
Kepindahan Lowe adalah tetap menjadi barter brilian buat kedua kubu. Williams senang, Mercedes pun tenang.
[video]https://video.kompas.com/e/5279506438001_v1_pjuara[/video]