Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kesuksesan Stefano Lilipaly bersama tim nasional Indonesia pada Piala AFF 2016 lalu mendapat perhatian dari media top di Belanda.
Stefano Lilipaly: Held in heel Indonesie (Stefano Lilipaly pahlawan di seluruh Indonesia).
Itulah judul salah satu artikel interviu di edisi terbaru majalah mingguan Voetbal International yang mulai beredar pada 11 Januari 2017.
Voetbal International memberikan ruang sebanyak empat halaman untuk hasil wawancara dengan Lilipaly.
Masuk dan mendapat ruang cukup besar di Voetbal International adalah sebuah prestasi hebat untuk pemain yang tidak bermain di Eredivisie (Divisi Utama Liga Belanda) seperti Lilipaly.
Tidak semua pemain bisa mendapat porsi liputan yang cukup besar di Voetbal International. Namun, Lilipaly yang bermain di klub Eerste Divisie (Divisi Satu Liga Belanda), SC Telstar, mampu melakukannya.
Voetbal International sendiri adalah majalah sepak bola nomor satu dan tertua di Belanda.
Het bijzondere verhaal van @Stefan0Lilipaly. die in Indonesië niet meer over straat kan. https://t.co/ALWU8kkaFH
— VI (@VI_nl) January 13, 2017
Pertama kali beredar pada Agustus 1965, majalah yang top dengan sebutan VI ini memiliki oplah mencapai 115 ribu eksemplar pada tahun 2014. Rekor oplah VI adalah 209 ribu pada tahun 1995.
Pesepak bola dan mantan pemain terkenal Belanda pernah menjadi kolumnis di majalah sepak bola ini, seperti Marco van Basten, Ronald de Boer, dan Pierre van Hooijdonk.
Dalam artikel Lilipaly di edisi nomor 2 tahun tahun 2017, VI antara lain membahas peran Lilipaly bersama timnas Merah Putih yang menyatukan Indonesia.
"Sepak bola adalah satu-satunya hal yang menyatukan orang-orang. Apa yang tidak mungkin dilakukan oleh politik, dapat dilakukan oleh sepak bola," kata Lilipaly dalam wawancara dengan VI.
Lilipaly juga mengungkapkan kebahagiaannya dapat bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara.
"Saya mengalami hal-hal yang mungkin sebelumnya tidak saya pikirkan," kata Lilipaly.
"Presiden Joko Widodo datang melihat kami dan menonton pertandingan. Bertemu dia adalah hal yang langka, namun setelah tiba kembali di Jakarta kami duduk bersamanya di Istana dan makan siang bersama," ujarnya.
Pemain berusia 27 tahun itu berkata kepada VI bahwa dirinya sangat disorot di Indonesia, tapi dia berkata bahwa dirinya mengutamakan kepentingan nasional.
"Saya melakukannya tidak hanya untuk diri sendiri. Jika Anda mengetahui bahwa jersey Anda adalah yang paling laku dijual di Indonesia, Anda akan merinding. Mengetahui bahwa anak-anak kecil berlarian dengan nama dan nomor punggung Anda di jerseynya adalah hal yang membahagiakan," ujarnya.
[video]https://video.kompas.com/e/5279506432001_v1_pjuara[/video]