Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Manchester United Vs Liverpool, Pernyataan Sesungguhnya

By Minggu, 15 Januari 2017 | 11:02 WIB
Henrikh Mktharyan dan Phillipe Coutinho. (RICHARD HEATHCOTE/GETTY IMAGES, CLIVE BRUNSKILL/GETTY IMAGES)

Manchester United tampak sulit dikalahkan karena rentetan sembilan kemenangan terkini. Akan tetapi, masih ada yang meragukan kehebatan Iblis Merah. Kemenangan atas Liverpool pada Minggu (15/1/2017) dapat menjadi pernyataan bahwa mereka juga bisa menaklukkan rival berat.

Penulis: Theresia Simanjuntak

Dari sembilan kemenangan beruntun United tersebut, hanya satu rival yang di atas kertas dapat disebut tim kuat.

Tim yang dimaksud adalah peringkat ketiga klasemen Premier League 2016/17 saat ini, Tottenham Hotspur (11/12).

Delapan tim lain yang ditekuk skuat arahan Jose Mourinho pada dasarnya bermaterikan pemain yang kalah kualitas seperti Zorya Luhansk (8/12), Crystal Palace (14/12), West Brom (17/12), Sunderland (26/12), Middlesbrough (31/12), West Ham (2/1), Reading (7/1), dan Hull (10/1).

Peluang United merengkuh kemenangan ke-10 secara beruntun terbuka lebar. Ada sejumlah faktor yang bikin tuan rumah diunggulkan akhir pekan ini.

Pertama, Mourinho tampak telah menyadari kekuatan setiap anak asuhnya yang memungkinkan ia menggunakan dua formasi. Selama meraih kemenangan beruntung, manajer asal Portugal itu lebih sering menggunakan modul 4-3-3.

[video]https://video.kompas.com/e/5268523231001[/video]

Mourinho sesekali memakai 4-2- 3-1 dalam partai-partai di mana ia perlu mengistirahatkan beberapa pemain bintangnya.

Kedua, karena dua formasi tersebut, United kini terlihat memiliki kedalaman skuat. Mourinho pun berani berotasi, suatu hal yang masih jadi pekerjaan rumah arsitek Liverpool, Juergen Klopp.

Bukti bahwa Liverpool sejauh ini tidak memiliki kedalaman skuat adalah hasil imbang 0-0 melawan tim League One, Pylmouth, di Piala FA (8/1).

Ketiga, kondisi fisik pemain United akan lebih bugar ketimbang Liverpool. Sebelum bertandang ke Old Trafford, tim tamu harus bertamu ke rumah Southampton untuk gim Piala Liga pada Rabu (11/1).

Hal ini berarti United memiliki istirahat satu hari lebih panjang dari calon lawan mereka.

Keempat, terlepas dari banyaknya stok pemain menyerang, Liverpool masih mencari cara untuk mengatasi absennya Sadio Mane, pencetak gol terbanyak mereka di EPL musim ini.

Pada pertemuan bertajuk North-West Derby ini, baik Mourinho maupun Klopp sepertinya bakal menerapkan formasi serupa, yakni 4-3-3. Bila demikian, sektor sayap bakal berperan krusial di laga ini.

Mourinho punya satu pemain yang belakangan sangat dipercaya di peran tersebut, yakni Henrikh Mkhitaryan.


Gelandang Manchester United, Henrikh Mkhitaryan (tengah), mencetak gol ke gawang Sunderland dalam laga Premier League di Stadion Old Trafford, Manchester, Inggris, 26 Desember 2016.(JAN KRUGER/GETTY IMAGES)

Pemain asal Armenia itu sedang dalam performa bagus sejak kembali dari cedera, mengukir tiga gol dan tiga assist dalam delapan penampilan terkini di seluruh kompetisi.

Bagi Mkhitaryan, partai esok merupakan pertemuan perdana dengan Klopp, mantan pelatihnya di Borussia Dortmund, sejak meninggalkan klub itu pada musim panas 2016.

Di sisi lain, Klopp akan berharap pada kehadiran Philippe Coutinho, yang telah menepi karena cedera sejak akhir November.

Pelatih berpaspor Jerman itu mengonfirmasi Coutinho bisa cukup bugar untuk melawan United.

Keberadaan Coutinho bisa menambah daya gedor Liverpool yang cuma membukukan tiga gol dalam tiga gim, tanpa menghitung laga Piala Liga versus Southampton (11/1).

Dua Kondisi

Guna mengalahkan Liverpool, ada dua hal yang perlu United waspadai dari diri mereka sendiri, Pertama, rendahnya kedisiplinan. United merupakan tim dengan pelanggaran tertinggi kedua di EPL 2016/17, yakni 260 kali.

Catatan itu lebih sedikit 28 pelanggaran dari Watford.

Imbasnya ke perolehan kartu. Total 46 kartu kuning telah United dapatkan di liga musim ini, lebih sedikit satu buah dari Watford.

Ketidakdisiplinan saat bertahan menguntungkan Liverpool, yang membukukan total 15 gol bola mati, termasuk lima gol penalti. Rekor itu terbanyak di EPL saat ini.

Kedua, sulitnya mencetak gol cepat. Selama meraih sembilan kemenangan beruntun, United mencetak total 20 gol. Hanya enam gol yang terjadi di babak I.

Sebaliknya, Liverpool bisa mencetak gol di babak pertama dalam enam dari delapan penampilan terkini di seluruh ajang.

Dalam periode tersebut, Si Merah membuat total 16 gol di mana setengahnya terjadi pada babak I. 

PRAKIRAAN FORMASI

Manchester United (4-3-3): 1-De Gea, 25-Valencia, 12-Smalling, 4-Jones, 17-Blind, 21-Herrera, 16-Carrick, 6-Pogba. 8-Mata, 9-Ibrahimovic, 22-Mkhitaryan, Pelatih: Jose Mourinho

Liverpool (4-3-3): 22-Mignolet, 2-Clyne, 6-Lovren, 17-Klavan, 7-Milner, 20-Lall ana, 23-Can, 5-Wijnaldum, 11-Firmino, 15-Sturridge, 10-Coutinho, Pelatih: Juergen Klopp


(ANDREAS JOEVI/JUARA.net)

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P