Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pesta sepak bola menjadi alat bersembunyi penguasa. Itulah yang akan terjadi di Coupe d'Afrique des Nations (CAN) alias Piala Afrika 2017 di Gabon.
Penulis: Riemantono Harsojo
Presiden Gabon, Ali Bongo, adalah seorang penggemar berat sepak bola. Dia sedang gembira karena sebuah pesta sepak bola segera hadir di hadapannya.
Pesta sepak bola itu bernama Gabon 2017, kejuaraan antarnegara paling bergengsi di Afrika yang diikuti 16 tim terbaik di Benua Hitam.
Untuk menyukseskan pesta tersebut, pemerintah Gabon membangun dua stadion di Kota Oyem dan Port Gentil yang memakan biaya setidaknya 130 juta dolar atau 1,7 triliun rupiah.
Dua stadion lain, di Libreville dan Franceville, sudah dibangun pada 2011 untuk menyambut Piala Afrika 2012 yang digelar oleh Gabon dan Guinea Ekuatorial.
Pengeluaran yang tidak sedikit untuk menyukseskan CAN 2017 mendatangkan kritik dari para lawan politik rezim Bongo.
Terlebih lagi situasi di Gabon pada saat ini sedang tidak menggembirakan. Gabon diterpa krisis ekonomi akibat kolapsnya usaha-usaha perminyakan di sana.
Belum lama ini Bongo mengakui bahwa 2016 sebagai tahun yang sulit. Menghadapi rangkaian protes dari rakyatnya, dia berharap CAN 2017 dapat menjadi periode tenang.