Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Piala Afrika 2017, Pesta Seru di Periode Tenang

By Kamis, 12 Januari 2017 | 11:09 WIB
Seorang penari mengenakan kostum Samba, maskot ajang Piala Afrika 2017, di sebuah loket tiket di Nzang-Ayong, sekitar 33 km dari ibu kota Gabon, Libreville, pada 15 Desember 2016. (STEVE JORDAN/AFP)

Pesta sepak bola menjadi alat bersembunyi penguasa. Itulah yang akan terjadi di Coupe d'Afrique des Nations (CAN) alias Piala Afrika 2017 di Gabon.

Penulis: Riemantono Harsojo

Presiden Gabon, Ali Bongo, adalah seorang penggemar berat sepak bola. Dia sedang gembira karena sebuah pesta sepak bola segera hadir di hadapannya.

Pesta sepak bola itu bernama Gabon 2017, kejuaraan antarnegara paling bergengsi di Afrika yang diikuti 16 tim terbaik di Benua Hitam.

Untuk menyukseskan pesta tersebut, pemerintah Gabon membangun dua stadion di Kota Oyem dan Port Gentil yang memakan biaya setidaknya 130 juta dolar atau 1,7 triliun rupiah.

Dua stadion lain, di Libreville dan Franceville, sudah dibangun pada 2011 untuk menyambut Piala Afrika 2012 yang digelar oleh Gabon dan Guinea Ekuatorial.

Pengeluaran yang tidak sedikit untuk menyukseskan CAN 2017 mendatangkan kritik dari para lawan politik rezim Bongo.

Terlebih lagi situasi di Gabon pada saat ini sedang tidak menggembirakan. Gabon diterpa krisis ekonomi akibat kolapsnya usaha-usaha perminyakan di sana.

Belum lama ini Bongo mengakui bahwa 2016 sebagai tahun yang sulit. Menghadapi rangkaian protes dari rakyatnya, dia berharap CAN 2017 dapat menjadi periode tenang.

Delapan Juara

CAN 2017 menawarkan persaingan seru menuju tangga juara. Delapan negara yang pernah memenangi Piala Afrika hadir di Gabon. Mereka adalah Mesir (7 kali juara), Ghana (4), Kamerun (4), Pantai Gading (2), R.D. Kongo (2), Tunisia (1), Aljazair (1), dan Maroko (1).

Yang kurang adalah absennya salah satu kekuatan di Benua Hitam, Nigeria, yang memiliki rekor tiga kali juara Piala Afrika.

Dibanding Piala Afrika 2015, Gabon 2017 memang kalah dari segi jumlah juara yang berpartisipasi. Di Guinea Ekuatorial 2015 ada sembilan negara juara Piala Afrika yang tampil.

Namun, Gabon 2017 tetap akan seru. Seperti kata Bongo, Piala Afrika edisi ke-31 ini seharusnya dapat menjadi hiburan kelas wahid buat rakyat Gabon.

Tim-tim peserta pun memprediksi Gabon 2017 akan berjalan sulit buat mereka. "Kami satu grup dengan Tunisia dan Senegal serta jangan lupakan Zimbabwe. Waspadalah!" kata pelatih Aljazair, Georges Leekens, di Afrikfoot.

Enam belas tim terbaik di Afrika hadir beserta para pemain kelas dunianya. Pesta seru di periode tenang, begitu harapan Bongo. Namun, tak semua rakyat Gabon antusias menyambut pesta sepak bola Afrika.

"Pikiran kami tidak pada sepak bola," kata seorang pengangguran warga kota Libreville, Stephane Mba, sekitar satu pekan sebelum turnamen, seperti dikutip Supersport.

[video]https://video.kompas.com/e/5276340809001_v1_pjuara[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P