Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Di penutup tahun lalu, Andy Murray melengkapi peringkat pertama dunia tenis putra dengan mengalahkan Novak Djokovic di Final ATP. Kini, di awal 2017, giliran Djokovic mengungguli Murray, 6-3, 5-7, 6-4, dalam final Qatar Open, yang berakhir di Doha, Qatar, Sabtu (7/1).
Penulis: Dede Isharrudin
Djokovic, yang mengakhiri kemenangan ke-24 kali Murray tanpa putus sejak September 2016, menandakan persaingan tenis di 2017 akan berjalan menarik.
Tak hanya bagi kedua petenis papan atas itu, tapi juga pergulatan bagi para petenis putra lainnya.
"Setiap laga kami selalu penuh tantangan tinggi. Kami harus siap melakoni laga yang keras, seperti di final tadi karena kami sama-sama ingin menang. Yang pasti, gelar pertama di awal tahun membuat saya lebih semangat," ujar petenis Serbia yang kini mengukir rekor, 25-11 atas Murray.
Sinyal menarik tak hanya dipertontonkan Djokovic. Petenis Bulgaria yang lama cedera dan inkosistensi, Grigor Dimitrov, mengakhiri masa penantian tanpa gelar selama lebih dari dua tahun dengan menjuarai Brisbane International.
Di final, Baby Fed, julukannya, menundukkan Kei Nishikori, 6-2, 2-6, 6-3. Gelar ini penting bagi Dimitrov.
Paling tidak, grafik permainan atlet yang sempat melorot ke peringkat 40 ATP ini kian membaik setelah tahun lalu mencapai final di Beijing, semifinal di Cincinnati Masters, dan perempat final di Toronto Masters.
Apalagi sebelum mengangkat trofi Roy Emerson di Bisbane, ia mengalahkan dua petenis top 10, Milos Raonic dan Dominic Thiem.
"Gelar dan piala ini sangat berarti buat saya setelah mengarungi tahun- tahun yang penuh emosi. Baru kali ini, saya bisa bermain dengan rileks dan membawa gelar juara," ujar petenis yang kini menduduki rangking 17 ATP.