Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pastilah komentar Adrian Newey ini bukan lantaran mobil buatannya kalah terus sejak teknologi hibrida digunakan pada 2014. Ucapannya ini adalah bukti kecintaannya pada F1.
Penulis: Arief Kurniawan
Mobil hibrida mengizinkan ada sumbangan tenaga lain selain mesin, dalam hal ini ERC (energy recovery system, yakni MGU-H dan MGU-K) dan turbo. Sejak diberlakukan pada 2014 Mercedes dominan dan Red Bull, tim di mana Newey berkiprah, tak bisa berbuat apa-apa.
Padahal Red Bull adalah tim yang dominan sebelum itu, di mana mereka selalu melahirkan juara dunia pebalap dan konstruktor selama empat musim beruntun pada 2009-2013.
Menurut Newey, mestinya sejak digunakan teknologi hibrida tersebut para konstruktor ini berkesempatan mewujudkannya di mobil sedan mereka.
"Namun, sampai tiga musim teknologi ini berjalan saya belum melihat dampaknya untuk mobil jalan raya," ujar ahli aerodinamika yang telah membuat mobil-mobil hebat semasa bekerja di Williams, McLaren, dan Red Bull ini.
Selain itu, pria Inggris berusia 58 tahun tersebut juga menginginkan ada regulasi yang benar-benar murah buat F1, ketimbang membatasi anggaran.
"Saya lebih setuju F1 melarang sama sekali penggunaan terowongan angin. Kalau bisa, ini bukan hanya akan memangkas biaya sewa dan riset, tapi juga sumber daya manusia. Jadi biarkan F1 adalah adu hebat antara pebalap dan para perancang mobil," ujarnya seperti dikutip Sky.
[video]https://video.kompas.com/e/5273677357001_v1_pjuara[/video]