Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Prestasi sepak bola nasional yang tak kunjung mencapai level puncak membuat pemerintah "gatal".
Kukuh Wahyudi/Fifi Nofita/Ovan Setiawan/Gonang Susatyo
Setelah dua tahun terakhir berkampanye soal reformasi PSSI dan tata kelola sepak bola nasional, kini Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) getol memberikan rekomendasi untuk menaturalisasi pemain.
Hal itu tertuang dalam surat rekomendasi bertanda tangan Menpora Imam Nahrawi kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham).
Isi surat tersebut terkait harapan Kemenpora agar Ezra Walian, pemain Jong Ajax Amsterdam berdarah Indonesia, bisa segera diindonesiakan.
"Menindaklanjuti Surat Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia Pusat Indonesia Nomor 2270/UMM/XII/2016 Tanggal 28 Desember 2016 perihal Rekomendasi Naturalisasi Atlet atas nama Ezra Harm Ruud Walian (atlet sepak bola), dengan hormat disampaikan bahwa Kementerian Pemuda dan Olahraga pada prinsipnya menyambut baik dan sangat mendukung keinginan atlet yang bersangkutan untuk menjadi Warga Negara Indonesia," tulis surat yang ditembuskan ke Presiden Joko Widodo, DPR RI, Dirjen Imigrasi, dan Kemenkumham itu.
"Sehubungan hal tersebut, agar yang bersangkutan dapat segera ikut memperkuat tim nasional sepak bola putra, mohon berkenan Menteri untuk memproses pemberian hak kewarganegaraan bagi atlet yang dimaksud sesuai ketentuan Pasal 20 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia," lanjut isi surat tersebut.
Sebenarnya, langkah yang dilakukan Kemenpora bukan barang baru. Pada era 1950-an, Indonesia juga sudah mengenal pemain naturalisasi.
Kala itu, ada lima pemain berdarah Belanda yang disulap jadi pesepak bola "lokal", yaitu Arnold van der Vin, Van der Berg, Boelard van Tuyl, Pesch, dan Piterseen.
Baca Juga:
Melompat ke 2010. PSSI di bawah ketum kontroversial Nurdin Halid menaturalisasi beberapa nama, yakni Kim Jeffrey Kurniawan, Diego Michiels, Tonnie Cusell, Stefano Lilipaly, John van Beukering, Ruben Warbanaran, dan Raphael Maitimo.
Adapun Cristian Gonzales menggunakan proses yang berbeda. Ia berinisiatif meminta kewarganegaraan Indonesia lantaran telah memenuhi persyaratan.
Lantas, apakah pemain naturalisasi jadi cara paling jitu untuk mewujudkan prestasi Tim Garuda? Faktanya, sejak Indonesia memiliki banyak pemain "asing", belum ada gelar juara yang dapat digaet.
Bahkan, Riedl dalam persiapan menuju Piala AFF 2016 sempat mengatakan trauma memanggil pemain naturalisasi karena kualitasnya tak sesuai ekspektasinya.
Berkaca di Asia Tenggara, Thailand yang menitikberatkan pada produk lokal, pemain dan pelatih, bisa tetap menjadi jawara mengalahkan negara yang disesaki pemain naturalisasi.
Di sisi lain, Filipina yang jorjoran dalan naturalisasi belum meraih prestasi apa pun.
[video]https://video.kompas.com/e/5272231452001_v1_pjuara[/video]