Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
David De Gea ingin rekan setimnya, khususnya striker, berperan lebih krusial darinya. Namun, kemampuan alaminya seakan melawan keinginan itu.
Penulis: Riemantono Harsojo
Dalam buku pertandingan melawan Middlesbrough pada 31 Desember lalu, De Gea ditanya apakah dirinya berharap kembali mendapat penghargaan Sir Matt Busby Player of the Year.
Anugerah pemain terbaik Manchester United pilihan fan itu diraih De Gea sejak musim 2013/14 hingga musim lalu.
"Tidak. Saya lebih memilih seorang striker yang meraihnya. Itu lebih baik buat tim," kata De Gea, seperti dikutip Metro.co.uk.
Harapan De Gea dapat dipahami. Jika seorang striker dipilih sebagai pemain terbaik berarti sang penyerang memiliki peran besar membawa Manchester United meraih kemenangan-kemenangan sepanjang musim.
Bandingkan dengan jika yang terpilih adalah kiper. Pencapaian itu identik dengan sang kiper memiliki peran besar menghindarkan tim dari kekalahan-kekalahan.
Dengan kata lain, kemenangan-kemenangan tim kurang menonjol.
Berdasarkan penampilan Manchester United hingga akhir tahun 2016, tampaknya para fan setuju dengan De Gea. Sekarang waktunya untuk pemain lain.
Dalam polling di situs Metro. co.uk yang diikuti lebih dari 1.000 responden, sebanyak 64 persen setuju pada pilihan musim ini akan menjadi milik pemain lain. Yang memilih De Gea masih akan menjadi pemain terbaik berjumlah 36 persen.
[video]https://video.kompas.com/e/5265766857001[/video]
De Gea sementara kalah dan demi tim kiper berusia 26 tahun itu lebih suka begitu. Namun, kewajiban sebagai kiper membuat De Gea berkata lain di lapangan.
Mantan kiper Atletico Madrid ini seperti melawan dengan cara terus melakukan penyelamatan-penyelamatan krusial.
Dalam pertandingan pertama Manchester United di tahun 2017, melawan West Ham di London Stadium pada 2 Januari lalu, De Gea kembali memperlihatkan peran pentingnya untuk kesuksesan tim. Manchester United memenangi partai itu dengan skor 2-0.
Dia beberapa kali melakukan penyelamatan, termasuk menghadang tendangan Michail Antonio pada menit ke-60, saat kedudukan masih imbang 0-0. Tiga menit kemudian Juan Mata membawa Iblis Merah unggul 1-0.
"Penyelamatan yang krusial," kata Manajer Jose Mourinho di situs resmi klub.
"Saya akan jujur,” ucap Mourinho. “Jika Antonio mencetak gol, saya pikir kami tak akan menang. Akan terasa lebih berat ketika Anda lelah dan tertinggal."
Jika terus seperti itu, bukan tak mungkin De Gea yang kembali terpilih sebagai pemain terbaik.
De Gea tampil hebat di pertandingan bersejarah untuknya.
Di London Stadium dia menjalani pertandingan ke-250 bersama Manchester United. Setelah pertandingan, sang kiper melalui media sosial Twitter menyatakan bahwa kebahagiaan menjalani partai ke-250 itu sama seperti ketika setiap rekan setimnya mencetak gol.
Peran Ibra
Siapa pemain yang "dilawan" De Gea dalam proses pemilihan pemain terbaik musim ini di mata para fan? Siapa lagi kalau bukan Zlatan Ibrahimovic. Penyerang asal Swedia itu begitu krusial bagi tim.
Ibra mengemas lima dari 12 gol yang dicetak Manchester United dalam enam kemenangan beruntun di Premier League sejak 11 Desember lalu. Total, dia telah mencetak 18 gol di berbagai ajang musim ini. Jumlah tersebut sudah lebih banyak satu dari torehan top scorer tim musim lalu, Anthony Martial.
Ibra berpotensi menggandakan jumlah golnya. Masih ada 36 pertandingan yang dapat dimainkan sang penyerang. Laga-laga itu terdiri dari 18 partai Premier League dan 18 pertandingan di Piala FA (tak termasuk laga ulang), Piala Liga, dan Liga Europa jika Manchester United sama-sama masuk final di tiga ajang itu.
Mourinho menyatakan timnya sangat bergantung pada Ibrahimovic. Faktanya, penyerang berusia 35 tahun itu menjadi pemain yang paling sering dimainkan Mourinho. Dia tampil dalam 28 dari 30 pertandingan yang sudah dimainkan Manchester United.
[video]https://video.kompas.com/e/5272238017001_v1_pjuara[/video]