Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pelatih kepala ganda putri nasional, Eng Hian memberlakukan peraturan baru bagi anak asuhnya setelah kembali dipercaya Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) mulai 2017.
"Perubahan yang akan saya buat adalah diterapkannya punishment. Hal ini akan lebih saya tekankan dan sudah disetujui binpres. Dengan begitu, saya berharap bisa memberi efek lebih positif untuk ganda putri sehingga keinginan mereka untuk menjadi pemain top dunia semakin tinggi," kata Eng Hian.
"Saya juga akan membuat Key Performance Index (KPI), minimal mereka harus mencapai 80 persen. Ada evaluasi setiap enam bulan dan 12 bulan. Jika dalam waktu enam bulan performanya di bawah 60 persen maka pemain harus out. Selanjutnya jika alam waktu 12 bulan performa di bawah 80 persen juga harus out," kata Eng Hian menambahkan.
Selain itu, Eng Hian juga akan meningkatkan atmosfer kompetisi yang selama ini dirasanya masih kurang. Dia juga berencana mendatangkan psikolog untuk membentuk mental juara para pemainnya.
"Sifat dasar kompetisi anak-anak ini kurang, padahal secara kapasitas dan kualitas mereka memiliki peluang untuk jadi juara. Tapi sifat kompetisi mereka itu hanya ditunjukkan dari dalam. Kami memang harus berserah tapi saya tidak mau pasrah," ucap Eng Hian.
"Untuk psikolog saya sudah minta ke binpres untuk melengkapi hal-hal itu, psikolog pasti kita libatkan," ujar Eng Hian.
Menurut Eng Hian, hal ini diterapkan untuk bisa menyamai level Greysia/Nitya, terutama untuk tiga pasangan yang diproyeksikan menjadi ganda utama yaitu Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari, Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani, dan Rizki Amelia Pradipta/Tiara Rosalia Nuraidah.
Baca Juga:
Selain itu saat disinggung tentang pelatnas pratama, Eng Hian menyoroti pertukaran antara Mychelle Christine Bandaso dan Vania Arianti Sukoco dan berharap adanya sistem main rangkap.