Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

5 Transfer Musim Dingin Tersukses di Ligue 1

By Kamis, 5 Januari 2017 | 13:20 WIB
Gelandang Paris Saint-Germain, Thiago Motta, saat melakoni sesi wawancara di pusat latihan klub, Camp des Loges, Paris, 4 Februari 2016. (GEOFFROY VAN DER HASSELT/AFP)

Meskipun kurang glamor seperti musim panas, bursa transfer musim dingin masih menghadirkan sejumlah pemain bagus yang datang ke Ligue 1. Berikut lima transfer terbaik yang pernah terjadi di Liga Prancis pada Januari.

Penulis: Theresia Simanjuntak

1. Thiago Motta

Sejumlah media Prancis menganggap Thiago Motta merupakan rekrutan terbaik musim dingin di Ligue 1.

Gelandang asal Italia itu bergabung ke Paris Saint-Germain pada 31 Januari 2012 dari Inter Milan dengan harga sekitar 11,50 juta euro.

Kala itu, Motta berumur 29 tahun dengan segudang pengalaman seperti dua kali menjuarai Liga Champions (2005-2006 dan 2009-2010).

Baca Juga:

Tak pelak, harga transfernya disebut menguntungkan pihak PSG. Lebih dari empat tahun kemudian, Motta membuktikan dirinya bernilai di PSG.

Mantan pemain Barcelona ini berperan penting dalam kesuksesan Les Parisiens menyabet 13 gelar, termasuk empat gelar Ligue 1 beruntun.

Kini berusia 34 tahun, Motta masih diandalkan di lini tengah PSG.

[video]https://video.kompas.com/e/5268477635001[/video]

2. Claudio Cacapa

Salah satu bintang Lyon ketika mendominasi kompetisi di Prancis pada 2001-2007 adalah Claudio Cacapa.

Pada Januari 2001, mantan pemain belakang asal Brasil ini bergabung dari Atletico Mineiro dengan predikat bek terbaik di Liga Brasil 1999.

Saat itu status perekrutan dirinya adalah pinjaman sebelum dipermanenkan pada musim panas 2001. Cacapa memperkuat Lyon hingga 2007. Setelah itu, ia pergi ke Newcastle.

Selama di Lyon, dia menyabet 12 titel, termasuk enam gelar Ligue 1 beruntun antara 2002-2007.

3. Jerome Rothen

Pada Januari 2002, Jerome Rothen hijrah ke AS Monaco dari Troyes dengan biaya transfer lima juta euro. Secara cepat, ia dan kaki kirinya memengaruhi permainan tim dan memesona sepak bola Eropa.

Ketika berusia 25 tahun, Rothen terlibat dalam keberhasilan Monaco menjuarai Coupe de la Ligue pada Mei 2003.

Setahun berselang, sang sayap merupakan pilar utama tim saat mencapai final Liga Champions 2003-2004, di mana Monaco harus kalah dari Porto.

Rothen meninggalkan Monaco demi PSG pada medio 2004 dengan catatan enam gol dan 38 assist dalam 106 penampilan.

4. Pierre-Emerick Aubameyang

Sebelum dikenal sebagai penyerang haus gol bersama Borussia Dortmund, Pierre-Emerick Aubameyang membangun reputasinya di Saint-Etienne.

Pada Januari 2011, pemain berpaspor Gabon ini meninggalkan Monaco, klub yang meminjamnya di musim 2010-2011 dari AC Milan. Aubameyang pindah ke St Etienne sampai sisa musim tersebut.

St Etienne terpikat penampilan Aubameyang sehingga memperpanjang masa pinjaman sebelum kontraknya dibuat permanen pada Desember 2011.

Musim 2012-2013 menjadi edisi terakhir di St Etienne sekaligus puncak kariernya. Mendulang 19 gol, Aubameyang merupakan pencetak gol terbanyak kedua Ligue 1 musim tersebut, hanya kalah dari Zlatan Ibrahimovic.

Selain itu, Aubameyang juga berhasil merengkuh trofi Coupe de la Ligue 2012-2013.

5. Maxwell

Sebelum Motta, PSG lebih dulu menggaet Maxwell pada musim dingin 2012, tepatnya pada 12 Januari. Maxwell, yang ketika direkrut berusia 30 tahun, datang dari Barcelona dengan biaya 3,5 juta euro.

Seperti Motta, dia juga datang dengan sederet prestasi di klub-klub sebelumnya, termasuk kampiun Liga Champions 2010-2011.

Dengan cepat, Maxwell menempatkan diri sebagai bek kiri utama tim tersebut. Sampai sekarang, sudah 13 gelar yang ia dapatkan bersama PSG.

[video]https://video.kompas.com/e/5269653222001[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P