Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Gagal di TSC 2016, Ini Alasan Klub Mempertahankan Pelatihnya

By Jumat, 6 Januari 2017 | 21:23 WIB
Pelatih Mitra Kukar, Jafri Sastra menilai jadwal TSC 2016 menguntungkan klub-klub peserta. (SUCI RAHAYU/JUARA.NET)

Selain Persipura serta Sriwijaya FC, yang baru akan mengambil sikap selepas pekan pertama 2017, tiga klub lain yang finis di posisi lima besar turnamen Torabika Soccer Championship sudah memutuskan masa depan pelatih untuk kompetisi resmi.

Penulis: Andrew Sihombing/Budi Kresnadi/Suci Rahayu

Arema bahkan sudah menggelar latihan di bawah komandan anyar Aji Santoso. Awal pekan lalu, Madura United telah memperpanjang kontrak Gomes de Oliviera.

Manajemen Laskar Sape Kerrab juga sudah bertindak cepat dengan mendatangkan Luis Carlos Junior (eks Barito), Hendro Siswanto (Arema), serta Fandi Eko Utomo (Bhayangkara FC).

Tim asal Kota Bandung, Persib, bahkan sudah jauh-jauh hari memastikan Djadjang Nurdjaman tetap di kursi pelatih untuk ajang Liga Super Indonesia 2017.

Sang pelatih saat ini tengah berada di Thailand mengikuti kursus kepelatihan A AFC dan akan berada di Negeri Gajah hingga awal Februari.

Baca Juga:

"Pak Djadjang tidak akan terkendala lagi soal persyaratan lisensi kepelatihan. Bulan ini dia ikut kursus lisensi A AFC di Bangkok dan diharapkan sudah mengantongi lisesnsi A sebelum kompetisi musim depan bergulir," kata Manajer Umuh Muchtar.

Keputusan mempertahankan Djadjang tentu menarik. Persib awalnya digadang-gadang menjadi kandidat juara TSC, tetapi cuma finis di tangga kelima.

Target revisi menduduki peringkat ketiga dan bahkan keempat, yang sempat digulirkan beberapa waktu sebelumnya, juga tak bisa dipenuhi.

Namun, manajemen rupanya melihat Djadjang masih merupakan sosok terbaik bagi Persib.

Umuh menilai pelatih berusia 58 tahun itu memahami karakter permainan Persib karena sudah bergabung dengan Maung Bandung sejak masih aktif sebagai pemain.

"Kualitas Pak Djadjang sebagai pelatih juga telah terbukti dengan keberhasilannya membawa Persib merebut gelar juara ISL 2014 dan Piala Presiden 2015," tutur Umuh.

Selain itu, menurut Umuh, pelatih yang akrab disapa Djanur tersebut tahu persis kemampuan mayoritas skuat Persib yang disiapkan untuk musim depan.

Kegagalan mengantar Persib ke posisi puncak TSC dimaklumi karena Djanur bergabung di tengah jalan menggantikan Dejan Antonic.

Pemakluman serupa yang menjadi alasan Mitra Kukar mempertahankan Jafri Sastra.

Kepastian ini bahkan sudah langsung disampaikan ke publik tak sampai sepekan setelah TSC berakhir.

"Prestasi Jafri Sastra bersama Mitra cukup bagus. Dia masuk menggantikan Subangkit di paruh musim," ucap Suwanto, Direktur Operasional Mitra Kukar.

"Kalau mulai awal kompetisi melibatkan Jafri dalam pembentukan tim, Insya Allah hasilnya akan berbeda. Kami tidak takut bersaing dengan menggunakan jasa Jafri," ujarnya.

Penjelasan Suwanto mungkin ada benarnya. Naga Mekes finis di peringkat ke-10 TSC dengan 13 kemenangan, 10 di antaranya terjadi dalam 21 laga bersama Jafri.

Hanya, jangan lupa pula bahwa tim meraih 8 kekalahan dari total 11 kali takluk bersama pelatih yang sama.

Konsistensi pun menjadi syarat utama yang mesti diciptakan Jafri di Mitra Kukar.

Sepanjang TSC, tim ini bisa menang atas lawan-lawan berat semacam Sriwijaya FC, Persib, hingga Madura United, tetapi juga secara mengejutkan tergelincir ketika menghadapi Persela atau Persiba Balikpapan.

[video]https://video.kompas.com/e/5268486413001[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P