Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
AS Roma menutup tahun 2016 dengan status sebagai raja gol di Serie A. Sepanjang tahun kalender ini, I Lupi membukukan 90 gol. Bahkan sang juara Italia, Juventus, tidak mencetak gol sebanyak Roma.
Penulis: Dwi Widijatmiko
Perinciannya, Tim Serigala mencetak 51 gol dalam 21 pertandingan paruh kedua 2015-2016 dan 39 gol dalam 18 laga paruh pertama musim ini. Roma mengemas rata-rata 2,3 gol per pertandingan.
Luciano Spalletti adalah figur di balik keganasan Tim Serigala mencetak gol dalam satu tahun terakhir.
Spalletti mulai melatih Roma di periode keduanya pada 13 Januari lalu. Dia menggantikan Rudi Garcia, yang dipecat setelah pekan ke-19.
Selama dilatih Garcia pada paruh pertama kompetisi musim lalu, Roma hanya mencetak rata-rata 1,89 gol per partai.
Catatan Spalletti saat ini juga lebih bagus daripada rekornya pada periode pertama menangani Roma, antara 2005-2009. Ketika itu I Giallorossi hanya mencetak 1,86 gol per pertandingan.
Tidak heran dalam "evaluasi" Roma pada tutup tahun 2016, nama Spalletti mendapatkan porsi disebut sangat besar.
"Spalletti adalah orang yang tepat bagi kami," kata Presiden James Pallotta di situs resmi klub.
"Segera setelah berbicara dengannya di Miami, saya tahu dialah orang yang kami cari. Spalletti sudah punya pengalaman melatih Roma," tuturnya.
Baca Juga:
Menurut Pallotta, Spalletti sangat siap dalam hal taktik, strategi, dan perspektif psikologis. Dalam waktu singkat, dia mengubah tim yang penuh masalah menjadi kandidat juara lagi.
"Spalletti? Dia datang ke sini dan langsung membawa kedisiplinan ke dalam tim. Spalletti lebih keras kepada pemain daripada Garcia," kata kiper Wojciech Szczesny.
"Semua harus berjalan sesuai keinginannya. Dia datang di waktu yang sulit, ketika kami tidak memenangi pertandingan. Dia kemudian mengubah tim secara radikal," ucap sang kiper.
[video]https://video.kompas.com/e/5268486413001[/video]