Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sejak jendela transfer musim dingin mulai diaktifkan untuk pertama kalinya pada Januari 2003, klub-klub La Liga tengah merajai lalu lintas pembelian pemain terbaik dunia. Karena itu, bisa dimaklumi apabila mayoritas dari personel Primera Division berlaku pasif dalam periode transfer awal tahun tersebut.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Sebelum rekor transfer dunia dipecahkan oleh Paul Pogba saat pindah dari Juventus ke Manchester United di awal musim 2016-2017, deretan pemain termahal dunia selalu menghiasi Ranah Matador.
Diawali Luis Figo di 2000-2001, hingga Luis Suarez di 2014-2015. Pergerakan jorjoran di awal musim inilah yang membuat klub-klub La Liga cenderung membatasi diri tatkala winter transfer dibuka setiap Januari.
Bahkan klub berkocek tebal macam Real Madrid atau Barcelona sekalipun seolah tak tergugah untuk melakoni belanja.
Trennya bisa dilihat dari kecilnya angka transfer di periode musim dingin sejak awal 2000, di mana total belanja 20 klub La Liga tak pernah melewati barometer 65 juta euro.
Jumlah tertinggi, 63 juta euro, sempat muncul dua kali (2006-2007 dan 2008-2009), sedangkan angka tertinggi berikut, 57 juta euro, nongol di 2014-2015 silam.
Selebihnya, cuma berada di kisaran belasan, 20-an, hingga 30-an juta euro. Sementara itu, total transaksi terendah La Liga, ada di periode perdana musim dingin 2002-2003 (4,7 juta euro).
Baca Juga:
Dari sini bisa dilihat bahwa La Liga memang jarang memanfaatkan transfer musim dingin sebagai ajang penambahan amunisi.
Kecuali, paruh pertama musim yang dijalani klub-klub, sangat jauh dari ekspektasi. Terutama di satu atau dua sektor permainan yang memang memerlukan pergantian secara mendesak.
Seperti yang pernah dilakoni Barca saat mengambil Edgar Davids pada 2003-2004, seiring lemahnya petarung di lini tengah.
[video]https://video.kompas.com/e/5268523231001[/video]