Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Federasi Sepak Bola Rwanda (FERWAFA) bakal menindak tegas kepada siapa pun yang menaruh azimat saat pertandingan.
Langkah FERWAFA dipicu oleh kejadian dalam pertandingan kasta tertinggi sepak bola Rwanda antara Mukura dan Rayon Sports di Stade Huye, Butare, 16 Desember 2016 lalu.
Kamera televisi menangkap momen ketika kiper Mukura, Andre Mazimpaka, meletakkan suatu benda di dekat tiang gawangnya. Dicurigai itu adalah azimat.
Penyerang Rayon Sports, Moussa Camara, menyadari ada sesuatu yang tak beres. Ia mencabut azimat Mazimpaka dan melemparnya ke luar arena.
Baca juga
Khawatir tidak lagi dinaungi keberuntungan, Mazimpaka beserta para pemain Mukura lantas mengejar Camara. Kericuhan pun mencuat.
Insiden aneh di atas lapangan memaksa wasit untuk mencabut kartu kuning untuk Camara.
Anehnya, setelah benda tersebut ditarik, Camara berhasil menjebol gawang Mukura lewat sundulan. Gol sang striker membuat kedudukan imbang 1-1 sampai akhir laga.
FERWAFA langsung mengambil tindakan. Mereka bakal menjatuhkan denda 100 ribu Rwanda franc (Rp 1,6 juta) bagi tim mana pun yang melakukan hal serupa dengan Mukura.
Sejatinya, FERWAFA tidak memiliki undang-undang yang mengatur soal sesuatu berbau klenik. Namun, seiring insiden dalam partai Mukura kontra Rayon Sports, mereka merevisi peraturan.
"FERWAFA tak memiliki undang-undang untuk melarang penggunaan ilmu sihir karena di beberapa negara itu terbukti bisa memengaruhi pertandingan," kata Wakil Presiden FERWAFA, Vedasite Kayiranga.
"Namun, seiring terjadinya kericuhan antarpemain yang diduga karena sihir, kami menetapkan peraturan baru," ucap Kayiranga menambahkan.
Rayon Sports untuk sementara menduduki puncak klasemen. Sementara itu, Mukura berada di peringkat ke-12 atau dua strip di atas zona merah.