Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Beberapa saat usai memastikan diri meraih la undecima, titel ke-11 di ajang Liga Champion, Presiden Real Madrid, Florentino Perez, menegaskan target Los Blancos musim 2016/17 adalah duodecima, gelar ke-12!
Penulis: Rizki Indra Sofa
Cristiano Ronaldo dan Karim Benzema, yang datang ke Santiago Bernabeu di musim panas 2009, punya prestasi unik.
Mereka berdua, yang masih bertahan di Bernabeu sampai saat ini, punya lebih banyak titel level kontinental ketimbang gelar juara domestik.
Sejak berseragam putih-putih milik Madrid, CR7 dan Benzema sukses mengamankan dua titel LC (2014 dan 2016), dua trofi Piala Super Eropa di tahun yang sama, serta sepasang gelar Piala Dunia Klub pada periode yang sama pula.
Bandingkan dengan raihan titel domestik. Ronaldo dan Benzema cuma menyabet La Liga 2011/12 dan Copa del Rey 2011 serta 2014.
Tren tersebut menular juga ke para pemain generasi baru, yang minimal bergabung musim panas 2012 dan 2013, seperti Luka Modric, Gareth Bale, Isco, atau Casemiro.
Baca Juga:
Mereka malah dua kali kampiun LC, tetapi tak sekalipun mencicipi pesta juara liga domestik.
Dengan kata lain, ambisi dan ketetarikan Madrid terhadap ajang kontinental terasa lebih kuat ketimbang kompetisi domestik.
Hal ini yang barangkali terserap di alam bawah sadar seiring obsesi berlebihan terhadap raihan la decima, titel ke-10, beberapa waktu lalu.
Wajar ketika Zinedine Zidane berhasil membawa serdadunya menaklukkan trofi Liga Champion untuk kali ke-11, Perez berikrar seperti ini: "fokus Madrid musim ini tetap di LC."
Tahan Ujian
Hanya, realitasnya terasa lain di lapangan. Menengok dari performa di dua kompetisi tadi, La Liga dan LC 2016/17, tampak distingsi urgensi Ronaldo cs. sedikit menyasar ke La Liga.
Bagaimana tidak? Madrid relatif dominan di ajang ini, mencatatkan start bagus tak terkalahkan dalam 15 partai pertama liga musim ini.
Mereka memuncaki klasemen sementara unggul tiga poin bersih dengan satu partai ekstra dari rival terdekat, Barcelona (34 poin).
Madrid telah mendatangi Vicente Calderon dan Camp Nou, dua lokasi keramat di Spanyol, serta selamat keluar dari sana dengan mengambil empat poin: tiga angka di Calderon via hattrick Ronaldo dan satu angka di markas Barca lewat gol heroik Sergio Ramos di pengujung laga.
Sampai tahun berganti, Madrid masih tidak terkalahkan di 37 pertandingan semua ajang, sebagian besar tentu di La Liga.
Tak ada keraguan, suatu saat, cepat atau lambat, Los Blancos bakal menjumpai kekalahan. Entah itu di kompetisi domestik, maupun ajang kontinental.
Yang jelas, Zidane mempunyai modal baik berupa kemampuan dan kebijaksanaan memanfaatkan kualitas serta kedalaman skuat yang dia punya buat mencapai garis finis La Liga di posisi paling depan.
Ujian sudah pernah datang, malah bertubi-tubi dalam wujud cedera pemain kunci. Sebut saja cederanya Casemiro, Modric, Ramos, sampai yang paling gres, Gareth Bale.
Madrid sempat tertatih-tatih di La Liga akibat kehilangan pilar, tapi tak sampai kalah. Mereka bertahan dengan jatah para pelapis yang mampu unjuk gigi.
Ditambah kelaparan gelar La Liga yang sudah tak diraih sejak empat musim lalu, 2011/12, Madrid pantas dijagokan menambah banyak trofi kompetisi domestik yang kini stop di angka 32.
[video]https://video.kompas.com/e/5263101787001[/video]