Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Seperti merembet, kabar ketidakharmonisan Massimiliano Allegri (49) dengan Juventus menimbulkan isu kepergian sang pelatih pada akhir musim ini.
Kabar tersebut berawal dari kemarahan Allegri pada akhir duel Piala Super Italia 2016 kontra AC Milan di Doha, Qatar (23/12/2016).
Sang pelatih tertangkap kamera memarahi dua direkturnya, Giuseppe Marotta dan Fabio Paratici.
Pada jumpa pers, Allegri mengatakan dirinya kecewa berat terhadap penampilan pasukannya hingga kalah adu penalti dari Milan.
Media Italia pun mencium kejadian ini sebagai pemicu keretakan hubungan Allegri dengan Juve. Kontrak eks pelatih AC Milan itu masih tersisa sampai 2018.
Namun, bukan tak mungkin Allegri beranjak lebih dini dari kursi kepelatihan akibat tensi yang meninggi dengan manajemen klub.
"Ketegangan di Doha menyebabkan masa depan sang pelatih menggantung. Apakah Allegri masih tetap di Juventus pada musim 2017-2018?" Begitu tulis media besar asal Milan, La Gazzetta dello Sport.
Rumor potensi kepergian Allegri disambut oleh munculnya kabar dia masuk sebagai salah satu kandidat penerus Arsene Wenger di Arsenal pada tahun depan.
Peniup isunya adalah media-media Inggris seperti The Sun atau Daily Mail. Efeknya berlanjut pada situasi di area teknik Juventus kelak.
Baca Juga:
Gazzetta pun memunculkan nama Paulo Sousa (Fiorentina), Leonardo Jardim (AS Monaco), hingga Eusebio Di Francesco (Sassuolo), sebagai calon pengganti Allegri andai dirinya benar-benar angkat kaki akhir musim ini.
Di antara mereka, Sousa menonjol karena memiliki warisan DNA Juventus.
Pria Portugal berusia 46 tahun itu memperkuat lini tengah Juve pada 1994-1996. Ia membantu klub meraih gelar Liga Champions terakhirnya pada 1995-1996.
[video]https://video.kompas.com/e/5262855318001[/video]