Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Salah satu pemain andalan Islandia, Gylfi Sigurdsson, meyakini bahwa tekanan dari media membuat negaranya sukses menyingkirkan Inggris dari Piala Eropa 2016.
Sigurdsson menjadi salah satu bagian dari kisah mengejutkan Islandia dalam ajang tersebut. Sebagai negara debutan, mereka sukses berkiprah hingga ke babak perempat final.
Salah satu perjalanan yang disoroti oleh Sigurdsson adalah kemenangan 2-1 Islandia atas Inggris pada babak 16 besar.
Menurut pemain Swansea City tersebut, salah satu faktor yang membuat negaranya bisa mengalahkan Wayne Rooney dkk adalah pengaruh media di Inggris.
Ia menyebut besarnya pemberitaan dari awak media membuat para pemain The Three Lions tampil dalam tekanan.
Iceland...
— UEFA EURO (@UEFAEURO) July 4, 2016
Major tournament debut
Score in every game
Reach last eight
National heroes #ISL #EURO2016 pic.twitter.com/gLK03b0usm
"Kami tampil di turnamen tanpa tekanan, sedangkan Inggris sebaliknya. Anda bisa lihat betapa besarnya pemberitaan media Inggris terhadap tim dan banyak pula hal negatif yang dituliskan. Hal itu memengaruhi mereka," tutur Sigurdsson kepada Omnisport, Kamis (29/12/2016).
"Inggris memenangi 10 laga kualifikasi Piala Eropa 2016 secara beruntun, dan pasti ada banyak tekanan ketika mereka tampil di putaran final," kata Sigurdsson.
Langkah Islandia di Piala Eropa 2016 terhenti pada babak delapan besar. Mereka ditaklukkan oleh tuan rumah Perancis dengan kedudukan 5-2.
Terkait hasil yang diraih Islandia tersebut, Sigurdsson tetap mensyukurinya. Ia menilai Perancis memang sedang berada di atas angin berkat performa impresif para pemainnya.
"Kami kalah dari Perancis saat mereka sedang dalam penampilan terbaiknya. Dimitri Payet begitu hebat, dan saya rasa kegagalan Perancis menjadi juara adalah ketidakberuntungan," ucapnya.