Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Leicester City dipaksa jatuh kembali ke bumi dengan keras. Dari status juara bertahan Premier League, The Foxes kini menukik tajam sebagai tim yang beredar di sekitar zona degradasi.
Sampai pekan ke-18 musim ini, Leicester City baru mengoleksi 17 poin. Perbendaharaan itu tak sampai menyentuh separuh jumlah angka yang mereka kumpulkan musim lalu.
Pada titik yang sama, pasukan Claudio Ranieri secara gagah memuncaki klasemen dengan 38 poin setelah 18 pekan awal.
Setahun berselang, Leicester berkutat di peringkat ke-16. Mereka kini hanya tiga poin di atas penghuni zona merah terdekat, Sunderland (14 angka).
Jika tradisi musim-musim sebelumnya dijadikan acuan, Leicester kira-kira harus menambah 23 poin agar selamat dari jerat degradasi.
Umumnya, tim akan lolos dari sedotan ke Divisi Championship dengan kuota 40 poin di akhir musim. Ranieri realistis saja menyikapi peluang timnya.
Seusai kekalahan 0-2 dari Everton, Senin (26/12/2016), sang pelatih menyebut Leicester harus merampungkan misi memetik 20 angka lebih dulu guna menutup 2016.
FULL-TIME Leicester 0-2 Everton. Mirallas and Lukaku strike to sink the champions #LEIEVE pic.twitter.com/T6OySY11A5
— Premier League (@premierleague) December 26, 2016
Baca Juga:
Misi perburuan tripoin tutup tahun itu dicanangkan dalam laga kontra West Ham United, Sabtu (31/12/2016).
"Semua hal berjalan benar pada enam bulan pertama di 2016. Kini, segalanya menjadi salah, tetapi kami harus melanjutkan perjuangan dan lebih memerhatikan hal-hal detail," ucap Ranieri, seperti dikutip Mirror.
Rapor Leicester musim ini adalah meraih 4 kemenangan saja, 5 kali imbang, dan mengalami 9 kekalahan. Jumlah kekalahan itu sudah tiga kali lipat dari yang mereka derita sepanjang musim lalu (3 kali).
"Kami harus tetap bersatu dan kompak. Kami ingin memberikan hadiah Natal buat fans, tapi sudah tak mungkin. Kami akan mencobanya dalam laga selanjutnya," tutur Ranieri lagi.
[video]https://video.kompas.com/e/5257566677001[/video]