Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
2018.
Parma sangat istimewa pada musim 2015-2016. Mereka tak hanya promosi dari Serie D atau kasta keempat Liga Italia ke Lega Pro, tetapi juga tak pernah kalah sepanjang musim.
Anak asuh Stefano Morrone sebagai juara Grup D Serie D musim 2015-2016. Setiap juara grup otomatis melaju ke Lega Pro.
Namun yang menarik, Parma mengumpulkan 94 poin dari 38 laga dengan rincian 28 kali menang plus 10 imbang tanpa pernah tumbang.
Lantas bagaimana musim ini untuk penampilan dan peluang Parma promosi? Yang pasti, Parma kini main di Grup B Lega Pro dan telah memainkan 20 laga sejauh musim 2016-2017 jalan.
Namun sejak awal Desember 2016, Parma selalu meraih poin pada laga lanjutan Grup B Lega Pro.
Posisi Parma ada di zona ’hijau’ tepatnya peringkat lima klasemen sementara di Grup B. Zona itu adalah play-off promosi ke Serie B, sedangkan yang langsung melaju ke kasta kedua Liga Italia adalah juara pool.
Untuk promosi ke Serie B dari Lega Pro, ada sembilan klub. Yang lolos langsung ada tiga tim, mereka adalah juara dari tiga grup.
Lalu enam tempat lain diperebutkan dua tim yang memenangi play-off masing-masing grup. Untuk play-off masing-masing grup, 10 tim akan bertarung pada akhir musim ini.
Kembali ke Parma, dari 20 laga sementara mereka, Alessandro Lucarelli Cs sudah mengumpulkan 36 poin. Nilai itu dimiliki dari catatan 10 kali menang dan enam imbang. Parma sudah kalah empat kali.
Namun sejak awal Desember 2016, Parma selalu meraih poin pada laga lanjutan Grup B Lega Pro. Dari lima laga teranyarnya pada bulan terakhir tahun ini, mereka tiga kali menang dan dua imbang.
Striker Emanuele Calaio jadi pemain paling subur sejauh ini di Parma dengan delapan gol. Parma juga dipimpin oleh Nevio Scala sebagai presiden klub.
Eks gelandang AC Milan berusia 69 tahun itu adalah pelatih sukses Parma era 1990-an. Empat trofi dipersembahkan Scala untuk Parma rentang waktu 1991 sampai 1995.
Parma untuk kali pertama menjuarai Coppa Italia pada 1991-1992 di bawah asuhan Scala.
Lalu musim berikutnya pasukan Ducali menjuarai Piala Winners, saat itu kompetisi antar klub level dua Eropa di bawah Piala Champions (kini Liga Champions).
Scala juga mengantarkan Parma merebut trofi Piala Super Eropa 1993. Mereka menang agregat 2-1 atas juara Piala Champions 1992-1993, AC Milan.
Baca juga:
Hebatnya, Parma kalah di kandangnya, Enio Tardini dengan skor 0-1. Tetapi, Scala mampu memotivasi anak asuhnya dan menang 2-0 di markas Milan, San Siro.
Musim 1994-1995, Parma menjuarai Piala UEFA (kini Liga Europa). Mereka menang agregat 2-1 atas Juventus.
Sayang, skandal keuangan pada musim 2014-2015 membuat Parma tak hanya terdegradasi dari Serie A, tetapi menanggung akibat berat.
Status pailit membuat Parma banyak hutan dan akhirnya dilorot hingga Serie D musim 2015-2016. Namun, Parma mulai bangkit dan masih ada pemain yang sangat setia bersama Ducali meski terpuruk.
Pemain itu adalah Lucarelli, sang kapten, yang membela Parma sejak 2008.