Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Menuju Indonesia Super League 2017, Butuh Inovasi dan Operator

By Sabtu, 24 Desember 2016 | 10:45 WIB
Protes pemain Perssu Super Madura ke wasit saat laga kontra PSS Sleman pada semifinal ISC B di Stadion Gelora Bumi Kartini, Jepara, Rabu (14/12/2016). (GONANG SUSATYO/JUARA.NET)

 Indonesia Soccer Championship (ISC) sebagai obat dari ketidakhadiran Indonesia Super League (ISL) telah berakhir. Kini, PSSI yang telah pulih dari pembekuan dan sanksi FIFA sudah mulai pasang kuda-kuda untuk menggelar ISL lagi.

Penulis: Kukuh Wahyudi

Indonesia Super League (ISL) keenam diproyeksikan bakal bergulir pada Maret 2017. PSSI pun telah memunculkan inovasi-inovasi yang akan diterapkan di musim depan.

Mendatangkan wasit-wasit luar negeri menjadi salah satunya. PSSI berharap dengan adanya wasit-wasit luar negeri yang dianggap memiliki kualitas di atas wasit dalam negeri bisa memberikan efek positif buat kualitas kompetisi.

"Ada opsi untuk menggunakan wasit asing 10-15 persen. Kebijakan ini bukan bermaksud menyepelekan kualitas wasit dalam negeri, tapi saya berharap ketertinggalan pengembangan wasit yang saat ini terjadi bisa dikejar," kata Joko Driyono, Wakil Ketua Umum PSSI.

Wasit yang berkualitas diharapkan dapat mendidik pemain, pelatih, bahkan penonton agar bertingkah sesuai peraturan. Tak seperti saat ini, yang angka pelanggaran kedisiplinannya relatif besar bila mengacu pada angka denda yang diterima GTS.

Baca Juga:

Dari pembayaran denda saja, GTS menerima total sekitar Rp3 miliar. Uang sebesar itu hampir sama dengan nilai distribusi komersial untuk setiap klub di ISL sebelumnya.

Januari

Kendati sudah memiliki beberapa inovasi, PSSI belum mempunyai kepastian soal siapa operator yang akan menggulirkan ISL 2017. Kehadiran PT GTS yang mengelola TSC dengan poin-poin kesuksesannya justru menjadi dilema.