Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Malam Natal N'Golo Kante pada 2 Musim Beruntun

By Daniel Sianturi - Jumat, 23 Desember 2016 | 19:18 WIB
Gelandang Chelsea, N'Golo Kante, beraksi dalam laga Premier League melawan Liverpool FC di Stadion Stamford Bridge, London, 16 September 2016. (SHAUN BOTTERILL/GETTY IMAGES)

 Bisa jadi banyak orang lebih menitikberatkan cerita sukses Leicester City pada sosok Jamie Vardy ataupun Riyad Mahrez. Wajar saja, dua pemain itu adalah penyumbang gol terbanyak bagi Leicester City.

Bahkan Mahrez adalah salah satu raja assist di liga musim lalu. Di luar mereka, N'Golo Kante justru adalah intan permata luar biasa yang dilahirkan lapangan hijau musim lalu.

Lahir di Paris, 25 tahun yang lalu, Kante bermain di klub Prancis bernama Caen sebelum hijrah ke Leicester City pada Agustus 2015 dengan harga transfer 5,6 juta euro.

Sebelumnya, bahkan Kante hanya bermain di divisi bawah Prancis saat menapaki karir di usia remaja.

Bersama Si Rubah, Kante adalah salah satu kepingan bagi berjalannya taktik Claudio Ranieri. Bermain di lini tengah, Kante merupakan seorang gelandang bertahan yang memiliki teknik bagus dan fisik yang prima.

Bertarung gigih di lapangan terlihat dari cara Kante menjadi benteng di tengah untuk menghadang serangan lawan. Tackle-tackle bersih yang diperlihatkannya jadi buah bibir khalayak tak terkecuali media.

Bukan berdebat soal penampilan duet Vardy-Mahrez yang mumpuni dalam menggedor pertahanan lawan. Namun, tanpa penyeimbang dalam menyerang dan bertahan, niscaya Leicester City tak akan mendapatkan hasil bagus. 

[video]https://video.kompas.com/e/5257699270001[/video]

Peran penyeimbang itu dimainkan sempurna oleh N’Golo Kante. Tak dapat disangkal, salah satu kunci sukses penampilan memukau The Foxes musim lalu adalah sosok Kante.

‘Hasil tak akan pernah mengkhianati proses’, demikian bunyi sebuah kalimat bijak. Cara bermain dan kerja keras Kante membawanya pada timnas Prancis.

Pada uji coba di akhir Maret 2016 lalu, Didier Deschamps, sang pelatih Tim Ayam Jantan memanggil Kante. Untuk pertama kali, Kante menginjakan kaki di Clairefontaine, markas latihan timnas Prancis.

Les Blues saat itu sedang bersiap menghadapi perhelatan Piala Eropa yang dimainkan di negeri mereka sendiri.

Akhirnya saat itu pun tiba pada 30 Maret 2016. Kante melakoni laga perdananya bersama Prancis menghadapi Rusia dalam ajang uji coba.

Debut itu pun berbuah manis. Prancis tak hanya menang 4-2 tapi juga Kante berhasil mencatatkan namanya di papan skor sebagai salah satu pencetak gol malam itu di Stade de France.

Baca Juga:

Sekembalinya dari timnas, Kante terus konsisten bermain sempurna untuk Leicester City. Musim 2015-2016 pun berakhir di bulan Mei lalu. Kante hanya absen satu kali dari 38 pertandingan liga yang dijalani Leicester City.

Dengan hanya menelan tiga kekalahan sepanjang musim, Leicester City dan N’Golo Kante mencatatkan sejarah untuk pertama kali menjadi pemenang Liga Inggris.

Musim yang luar biasa dan menjadi cerita tak hanya di Inggris tapi berembus ke seluruh penjuru dunia.

Ketenangan bermain, ditopang tenaga kuda serta kemampuan beradaptasi dengan taktik, membuat Didier Deschamps membawa Kante untuk diikutsertakan ke Piala Eropa 2016, turnamen empat tahunan di Benua Biru.  

Kante bermain kokoh dan berhasil masuk ke final. Sayang bagi Les Bleus, malam itu Kante dan timnas Prancis gagal berpesta.

Gol tunggal Eder di masa perpanjangan waktu menjadikan Portugal menang 1-0 atas tuan rumah, Prancis.

Seusai pergelaran Piala Eropa, Kante pun jadi rebutan klub-klub besar di Eropa yang menginginkan jasanya. Claudio Ranieri, sang juru taktik Leicester City, berusaha meyakinkan Kante untuk tetap bertahan di King Power Stadium.

Apalagi, Leicester City akan bermain di Liga Champions musim 2016-2017. Jalan hidup berkata lain. Hanya semusim bagi Kante bermain bersama Leicester City.

Pertengahan Juli 2016, Chelsea berhasil mendapatkan tanda tangannya. N’Golo Kante resmi diumumkan sebagai pemain anyar Chelsea dengan kontrak durasi 5 tahun melalui harga yang tidak publikasikan secara pasti.

Menurut kabar yang beredar, mahar yang disiapkan untuk memboyong Kante dari Leicester City ditaksir mencapai 32 juta euro.

Kepergian menuju Stamford Bridge menjadikan mimpinya bermain di kasta tertinggi antar klub Eropa pun tertunda.

Chelsea hanya akan fokus di domestik musim ini saat Jamie Vardy dkk di Leicester City mengarungi kerasnya Liga Champions.

Tapi yang jelas, mimpi Kante bermain untuk klub besar Eropa telah jadi kenyataan saat ia membubuhkan tanda tangannya pada selembar kontrak bersama Chelsea.

Chelsea musim ini pun bak mendapatkan energi baru. Tak usah panjang membahas sepak terjang Kante bersama Chelsea di hampir separuh musim ini.

Total 14 kemenangan telah dicatatkan Chelsea, di mana Kante turut bermain luar biasa bagi tim yang kini diasuh oleh Antonio Conte.

Kante bertarung taktis dan cermat terutama dalam skema 3-4-3, yang jadi pakem The Blues musim ini.

[video]https://video.kompas.com/e/5257678881001[/video]

Sekali lagi, Kante membuktikan diri sebagai pemain berkelas dalam menyeimbangkan permainan saat menyerang dan bertahan.

Sepuluh dari tujuh belas laga yang sudah dijalani menjadi bukti peran N’Golo Kante membantu gawang Chelsea tetap steril hingga akhir pertandingan.

Kante adalah badak kuat yang bertarung dengan stamina luar biasa ketika turun bersama Chelsea.

Kini sejarah mencatat, Kante adalah satu-satunya pemain yang akan merayakan Natal dua musim terakhir dengan berada di puncak klasemen Premier League bersama dua klub berbeda.

Musim lalu, Kante menggapai cerita bersama Leicester City. Kemenangan 3-2 Leicester City atas tuan rumah Everton pada 19 Desember 2015 berhasil mengamankan posisi puncak Si Rubah sebelum Hari Raya Natal tiba dan jadi Juara Liga Inggris di akhir musim.

Di musim baru ini bersama Chelsea, klub yang baru, Kante turut andil mengamankan posisi pertama klasemen Premiership berkat kemenangan pada Sabtu lalu atas tuan rumah Crystal Palace dengan skor 1-0.

Siapa tahu bersama Chelsea, Kante juga jadi jadi pemenang di akhir musim dan mewujudkan mimpinya bermain di Liga Champions musim depan.

Sebuah cerita kebetulan bila N’Golo Kante menikmati Natal dengan jadi pemimpin klasemen bersama dua klub yang menyanjung warna biru sebagai warna kebesaran klub.

Kebetulan lain, baik Leicester City dan Chelsea sama-sama dilatih orang Italia kala bercokol di puncak klasemen jelang Natal tiba.

Mereka adalah Claudio Ranieri di King Power Stadium dan kini Antonio Conte di Stamford Bridge.

Satu hal yang menarik ialah kala Kante dan Leicester City berada di puncak klasemen malam Natal musim lalu, Chelsea, pemenang musim sebelumnya, ada di posisi 14.

Kini situasi seperti berbalik. Menjelang Natal, Kante dan Chelsea bercokol di puncak, sementara Leicester City, sang juara bertahan, berada di posisi ke-14.

N’Golo Kante sejatinya bukanlah seorang Nasrani yang akan beribadah di malam Natal nanti.

Namun, sebagai seorang Muslim keturunan Mali, adalah hal yang biasa bila ia merasakan riuh serta damainya suasana Natal di belahan Eropa sana.

[video]https://video.kompas.com/e/5257650393001[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P