Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

6 Pemain Gaek yang Sukses pada Tahun Perdananya di Inggris

By Nugyasa Laksamana - Jumat, 23 Desember 2016 | 06:15 WIB
Penyerang Manchester United, Zlatan Ibrahimovic, merayakan kemenangan atas West Bromwich Albion bersama rekannya, Wayne Rooney, di Stadion The Hawthorns, Sabtu (17/12/2016). (OLI SCARFF/AFP)

Premier League merupakan salah satu kompetisi sepak bola tersulit di dunia. Kendati demikian, sejumlah pemain veteran rupanya masih sanggup bersaing di dalamnya.

Salah satu pemain yang membuktikan bahwa usia bukanlah halangan untuk berkompetisi di Premier League adalah Zlatan Ibrahimovic.

Sebagai pemain, Ibrahimovic tentu sudah tak muda lagi. Striker andalan Manchester United itu menjajal atmosfer Premier League dalam usia 35 tahun!

Namun, sekali lagi, angka tersebut tidak memengaruhi performa Ibrahimovic di lapangan. Buktinya, pada musim pertamanya di Premier League, Ibrahimovic tergolong berhasil berkat torehan 11 gol dari 16 pertandingan.

Ibrahimovic bukanlah satu-satunya pemain berusia kepala tiga yang sanggup tampil kompetitif pada musim perdananya di Premier League.

Pada masa sebelumnya, terdapat pemain-pemain veteran yang masih memiliki taji dan layak diandalkan.

Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

1. Gianfranco Zola (Chelsea)
Debut
: 16 Novenmber 1996. Usia: 30 tahun, 4 bulan, 11 hari

Zola termasuk pemain yang "telat" mencicipi arena Premier League. Pasca-sukses bersama Parma dalam rentang waktu 1993-1996, Zola direkrut Chelsea dengan banderol 4,5 juta poundsterling.

Kala itu, usianya sudah 30 tahun, 4 bulan, dan 11 hari. Namun, hal itu tak menjadi batu penghalang bagi Zola untuk berkiprah positif.

Pengalaman baru di tanah Inggris tak membuat Zola sulit beradaptasi. Pada musim perdananya, dia langsung menjadi pemain kunci bagi The Blues.

Selama di Chelsea, Zola menorehkan 274 laga dan mencetak 67 gol. Ia juga berjasa mengantarkan Chelsea merengkuh lima gelar domestik dan satu Piala Winners.

2. Juergen Klinsmann (Tottenham Hotspur)
Debut: 20 Agustus 1994. Usia: 30 tahun, 0 bulan, 21 hari

Perjalanan karier Klinsmann di bersama Tottenham Hotspur memang tak berlangsung lama, yakni hanya semusim. Namun, kiprahnya di sana layak diperhitungkan.

Saat pertama kali direkrut Tottenham dari AS Monaco, Klinsmann menerima respons negatif karena pemain tim nasional Jerman Barat itu berkontribusi menyingkirkan Inggris dari Piala Dunia 1990.

Meski begitu, Klinsmann membalas cercaan publik Negeri Elizabeth dengan performa ciamik. Terbukti, sepanjang musim 1994-1995, dia sukses mencetak 30 gol dari seluruh kompetisi.

3. Ruud Gullit (Chelsea)
Debut: 19 Agustus 1995. Usia: 32 tahun, 11 bulan, 18 hari

Pemain gimbal asal Belanda ini sudah berusia 33 tahun saat bergabung ke Chelsea. Kendati begitu, Gullit sukses membuktikan bahwa kariernya belum habis.

Pada musim perdananya, Gullit meraih posisi runner-up Pemain Terbaik Premier League versi PFA di belakang gelandang Manchester United, Eric Cantona.

Ia juga sempat mengantarkan Chelsea hingga ke semifinal Piala FA.

Memasuki musim panas 1996, Gullit menjabat manajer sekaligus pemain Chelsea. Di bawah asuhannya, Chelsea berhasil merengkuh gelar Piala FA 1997.

4. Youri Djorkaeff (Bolton Wanderers)
Debut: 23 Februari 2002. Usia: 33 tahun, 11 bulan, 14 hari

Djorkaeff yang pernah mempersembahkan Piala Dunia 1998 untuk Prancis, sanggup mengubah Bolton Wanderers menjadi salah satu kuda hitam Inggris.

Bahkan, Djorkaeff turut berjasa mengantarkan Bolton meraih podium runner-up pada ajang Piala Liga Inggris.

Pria yang berposisi sebagai gelandang serang itu membentuk semacam "dream team" di Bolton bersama pemain-pemain seperti Jay-Jay Okocha dan Ivan Campo.

Dua tahun di Bolton, Djorkaeff menorehkan 20 gol dari 75 pertandingan.

5. Jens Lehmann (Arsenal)
Debut: 16 Agustus 2003. Usia: 33 tahun, 9 bulan, 6 hari

Arsenal merekrut Lehmann saat berusia 33 tahun. Kendati demikian, keputusan The Gunnners mendatangkan kiper asal Jerman itu tak keliru.

Lehmann sukses menjadi sosok tangguh di garis akhir pertahanan Arsenal. Salah satu prestasinya adalah memecahkan rekor clean sheet terlama di ajang Liga Champions.

Selama di Arsenal, Lehmann meraih gelar Premier League, Piala FA, trofi Community Shield, dan runner-up Liga Champions 2006.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P