Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pemain Berlomba Menyasar Skorsing, Menghindari Intensitas Tinggi Festive Season

By Sabtu, 24 Desember 2016 | 14:03 WIB
Bek Manchester United, Marcos Rojo (kiri), memberi selamat kepada Zlatan Ibrahimovic usai mencetak gol ke gawang FC Zorya Luhansk dalam laga Grup A Liga Europa 2016-2017 di Stadion Old Trafford, Manchester, Inggris, pada 29 September 2016. (LAURENCE GRIFFITHS/GETTY IMAGES)

Periode tersibuk di Premier League justru muncul pada festive season. Pemain mesti tetap berkeringat di kala orang kebanyakan menghabiskan waktu untuk berlibur dan berkumpul bersama keluarga.

Penulis: Sem Bagaskara

Protes sudah kerap terdengar meluncur dari mulut manajer atau pemain yang merasakan betapa sibuknya Premier League. Hal yang dikeluhkan bukan soal jumlah pertandingan, melainkan intensitas.

Pada masa festive season, klub-klub Premier League memainkan rentetan laga dalam jarak waktu yang relatif berdekatan.

"Jika Anda membandingkan intensitas Bundesliga, La Liga, dan Premier League, bisa dilihat bahwa kompetisi di Inggris lebih sulit," kata eks pemain Liverpool, Luis Suarez, dalam autobiografinya: Crossing The Line.

Andai bisa memilih, pemain pasti akan lebih suka menjalani liburan ketimbang melakoni rangkaian partai berat yang memicu kelelahan dan kejenuhan.

Pengakuan mengejutkan datang dari wasit top Inggris, Howard Webb.

Pria yang pernah diberikan mandat memimpin partai final Piala Dunia 2010 itu melihat ada kecenderungan pemain melakukan trik-trik "licik" agar terhindar dari kewajiban menjalani festive season.

"Beberapa kali dalam periode Natal pemain ingin mendapatkan waktu rihat dan mereka akan berkata 'kartu kuning bakal melengkapi tujuan saya'," kata Webb di Independent.

[video]https://video.kompas.com/e/5252486305001[/video]

Berpura-pura cedera akan terasa tak profesional di benak pemain. Karena itu, menyasar skorsing akumulasi kartu kuning sering disebut sebagai jalan yang lebih masuk akal buat menghindari festive season.

Webb tak sekadar mengumbar hipotesis. Bukti sudah tersaji nyata di rumput hijau. Bek legendaris Arsenal, Martin Keown, yang kini rutin menulis kolom di Dailymail, memaparkan kejadian menarik terkait festive season.

"Saya ingat Ray Parlour telah mengoleksi empat kartu kuning dan mencoba mendapatkan satu lagi saat melawan Newcastle pada Desember 2001 agar dirinya terkena suspensi," ujar Keown, yang tiga kali mengantar Arsenal menjuarai Premier League.

Parlour mendapatkan lebih dari apa yang dia inginkan. Pemain berjulukan Pele dari Romford itu malah mendapatkan dua kartu kuning dan diusir ke luar lapangan dalam partai kontra Newcastle.

Kejanggalan lagi-lagi muncul dalam partai Arsenal berikut melawan Liverpool di Anfield pada 23 Desember 2001.

Laga baru berjalan selama 35 menit, The Gunners sudah harus bermain dengan 10 orang lantaran Giovanni van Bronckhorst menerima kartu merah.

"Musim itu, saya ingat berkata demikian kepada pelatih Arsene Wenger: 'Apakah kita akan menjadi tim pertama yang bisa menjuarai liga dengan 10 pemain?'," tutur Keown.

Ibra-Rojo

Kelakar Keown menjadi kenyataan. Minus Parlour dan Van Bronckhorst yang bergiliran terlilit suspensi, Arsenal mampu melalui festive season 2001 secara baik. The Gunners berturut-turut menekuk Liverpool (2-1), Chelsea (2-1), dan Middlesbrough (2-1).

Arsenal bahkan bisa terus melaju sampai ke podium juara Premier League 2001/02. Bagaimana dengan musim ini? Adakah figur yang mengikuti trik Parlour dan Van Bronckhorst?

Terasa tak elok mengeluarkan dugaan. Namun, belakangan media Inggris menyorot aksi duo Manchester United, Zlatan Ibrahimovic dan Marcos Rojo.

FA melakukan investigasi terhadap tekel dua kaki Rojo kepada Wilfried Zaha saat Man. United bersua Crystal Palace (14/12).

Atas perbuatannya itu, Rojo menerima kartu kuning. Akan tetapi, sang bek asal Argentina sempat diberitakan berpotensi menerima hukuman lebih berat.

[video]https://video.kompas.com/e/5248749918001[/video]

FA juga meninjau sikutan Ibrahimovic kepada Yohan Cabaye, yang terlewatkan wasit Craig Pawson.

Hasil penyelidikan terhadap kasus Rojo dan Ibra sudah keluar. Keduanya lolos dari sanksi denda uang maupun larangan bermain. Kabar yang tentu akan disambut gembira oleh Man. United.

Sebaliknya, Ibra dan Rojo mungkin akan sedih jika mereka benar-benar bermaksud bertingkah sembrono demi menyasar skorsing. Biarlah misteri itu hanya menjadi milik mereka berdua.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P