Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
“Intensitas, konsentrasi. Sepanjang periode Natal, seluruh laga berlangsung ketat. Tak ada kata mengendur, jadi selalu siap. Natal bisa menentukan, dan bisa juga menghancurkan sebuah musim. Setiap partai bisa sangat krusial.”
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Inilah rangkaian kalimat yang meluncur dari mulut Antonio Conte, pelatih Chelsea, tatkala dirinya tampil bersama sejumlah pemain dalam sebuah video keluaran situs resmi Si Biru.
Aroma klip pendek tersebut memang agak santai. Namun, bisa ditangkap pesan serius yang terkandung di dalamnya.
Posisi Chelsea saat ini memang sedang oke-okenya. Tak hanya tengah duduk di tangga teratas klasemen Premier League dengan keunggulan hingga enam poin, tapi juga sedang menikmati 11 kemenangan beruntun dalam jumlah gameweek yang sama.
Di antaranya dengan ukiran 9 clean sheet.
Saking mulusnya langkah tim yang di periode sama musim lalu cuma bertengger di peringkat ke-16 itu, wajar apabila Conte, di musim debutnya ini, perlu mengirim pesan eling, agar skuatnya tetap memijak bumi.
“Ini (festive period) hal yang baru buat saya dan keluarga."
Pelatih Chelsea, Antonio Conte
Menjelang festive season, yang diwarnai tiga laga beruntun di sekitar libur Natal dan Tahun Baru, potensi terjegal memang amat mungkin terjadi.
Sebagai pelatih, maupun saat masih aktif bermain, Conte belum sekalipun merasakan atmosfer festive period. Liga Italia, tempatnya bernaung selama lebih dari tiga dekade, tak menganut rentang sengit di masa libur.
Layaknya kebanyakan liga-liga di Eropa, di masa ini kompetisi biasanya memasuki masa rehat.
“Ini (festive period) hal yang baru buat saya dan keluarga. Biasanya, di periode liburan Natal, saya biasanya beristirahat dan menikmati kebersamaan dengan keluarga. Sekarang terasa sangat fantastis untuk melalui pengalaman baru ini di negara yang baru,” ujar Conte di Daily Mail.
Eks pembesut Bari, Atalanta, Siena, Juventus dan timnas Italia, itu memahami betul betapa pentingnya perhelatan di sekitar winter break ini.
Karena itu, wajar apabila ia menginstruksikan agar Eden Hazard dkk. menabung poin sebanyak-banyaknya sebelum Chelsea menapak medan pertempuran.
Momentum
“Kami telah bekerja ekstra keras guna menghadapi periode Natal ini. Sangatlah penting untuk memulainya dengan langkah yang tepat. Saya rasa kami sudah sangat siap menghadapi rentetan partai dalam rentang beberapa hari tersebut,” lanjut lelaki kelahiran Lecce, 47 tahun silam itu.
Conte dinaungi sejarah apik di mana Chelsea selalu menutup musim sebagai juara liga saban memuncaki klasemen di saat pergantian tahun.
Mereka melakukannya pada 2004/05 dan 2005/06 bersama Jose Mourinho, 2008/09 bareng Carlo Ancelotti, dan 2014/15 saat kembali dilatih Mou.
Ketika kembali berada di tangga teratas, tak berlebihan apabila para fan Si Biru pun lagi-lagi berharap terjadinya pengulangan sejarah.
“Mereka sedang sangat percaya diri. Perubahan pada beberapa posisi pun tampak tak memengaruhi kinerja mereka,” ungkap Alan Shearer, legenda Three Lions yang kini menjabat pandit reguler di acara Match of the Day milik BBC itu.
Baca juga:
Memupuk poin jelas pilihan terlogis. Dengan memiliki tabungan hingga enam angka, secara otomatis Chelsea punya privilise untuk terpeleset, tanpa terdongkel dari singgasana klasemen EPL.
Akan tetapi, bukan lantas berarti Conte berniat melemaskan kuda-kuda pasukannya.
“Kami masih punya dua laga sebelum memasuki putaran kedua musim, dan setelahnya masih memiliki 19 laga sebelum menyelesaikan musim. Apapun masih mungkin terjadi. Maka, sangat penting untuk meneruskan apa yang telah kami kerjakan dan terus membenahi berbagai aspek,” imbuh Conte.
Perbaikan, paling tidak pembenahan, mutlak dilakoni setelah The Blues dipastikan tampil tanpa duet andalannya, Diego Costa dan N’Golo Kante, yang terlilit sanksi akumulasi kartu kuning, dalam laga pembuka festive period kontra Bournemouth (26/12).
Artinya, Chelsea tak bisa diperkuat top scorer sementara EPL, dan mesin penggerak lini tengahnya. Meski begitu, Conte melihat kekurangan ini sebagai momentum untuk mencari solusi.
“Betul saya kecewa. Namun, bagi saya ini (absennya Conte dan Kante) justru bisa menjadi sebuah kesempatan untuk menemukan alternatif, ide, sekaligus solusi,” lanjutnya lagi.