Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dengan nada geram Pep Guardiola mempertanyakan awak media yang menyebut bahwa intensitas permainan di La Liga maupun di Bundesliga tak sekeras di Premier League.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
“Bagaimana mungkin Anda menanyakan hal ini, tapi belum pernah mencicipi sendiri La Liga maupun Bundesliga?” tanya Pep dalam sebuah konferensi pers.
Menurut Pep Guardiola, yang empat musim menukangi Barcelona, dan tiga musim berstatus pelatih Bayern Muenchen, permainan di La Liga maupun Bundesliga sangatlah keras.
“Jika Barcelona menang 4-0 adalah karena mereka memang layak untuk menang sebesar itu. Pemain mereka luar biasa berkualitas,” kata Pep lagi.
Begitu pula di Bundesliga. Muenchen terlihat sangat superior memang karena dihuni talenta luar biasa besar. Sama seperti Barca, Muenchen memang layak mendapatkan setiap hasil akhir mencolok.
Jika keduanya bermain di EPL pun keduanya dinilai bakal tetap dominan.
Pada awal kiprahnya di daratan Inggris, Pep diperkirakan bakal merajut hasil optimal seperti yang diperoleh dua mantan klubnya itu. Hingga 10 gameweek pembuka, tren yang diciptakan memang mirip.
Manchester City yang dibesutnya, mampu memuncaki klasemen EPL dengan raihan 7 menang, 2 seri, dan 1 kalah.
"Guardiola pelatih brilian. Saya tahu bahwa publik menginginkan perubahan pada permainan City. Namun, Pep tak akan mengubahnya, karena ia tahu apa yang terbaik bagi City."
KEVIN DE BRUYNE, Gelandang Manchester City
Kendati demikian, laju Manchester Biru mendadak tersendat. Dua kekalahan beruntun dari Chelsea dan Leicester City di gameweek 14 dan 15, mendemosi posisi The Citizens ke tangga keempat, sebelum kembali naik ke pos runner-up seusai mengalahkan Arsenal di pekan ke-17.
Berkaca pada perjalanan fluktuatif ini sangat masuk di akal apabila publik sepak bola mulai meragukan kinerja Pep.
Apalagi di saat yang bersamaan, Antonio Conte bisa membawa Chelsea berlari kencang di puncak klasemen EPL, juga di musim perdananya bersama klub Inggris.
Sikap ragu semakin membubung menjelang berlangsungnya trilaga beruntun di periode libur Natal dan Tahun Baru.
Publik mendadak bersikap skeptis menyoal kemampuan Pep melalui salah satu periode tersibuk, yang kerap merusak impian perjalanan musim sebuah tim tersebut.
“Saya tak pernah bermain di Boxing Day. Saya juga belum pernah memasuki stadion di mana angin bertiup begitu kencang, suhu begitu dingin, dan tekstur lapangan begitu buruk. Ini (festive period) menjadi target bagi saya, dan saya ingin memberikan pembuktian,” ujar Pep.