Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Napoli Butuh Kurcaci dan Raksasa

By Jumat, 23 Desember 2016 | 16:14 WIB
Dries Mertens merayakan kemenangan setelah laga Serie A mengalahkan Torino di Stadio San Paolo, 18 Desember 2016. (FRANCESCO PECORARO/GETTY IMAGES)

Pemain Napoli, Dries Mertens, menjadi sasaran kritik media sewaktu membela negaranya, Belgia, menghadapi Belanda dalam partai ekshibisi pada 9 November silam.

Penulis: Sem Bagaskara

Duel Belanda kontra Belgia di Amsterdam Arena berkesudahan dengan skor 1-1.

Kegagalan Belgia memetik kemenangan disebut sebagai buah dari keputusan pelatih Roberto Martinez untuk memainkan sejumlah penyerang berpostur pendek seperti Mertens (169 cm), Eden Hazard (173 cm), dan Thorgan Hazard (174 cm).

Pilihan tersebut dinilai blunder mengingat lini belakang Belanda dijaga oleh pemain-pemain jangkung.

"Belgia bermain dengan tiga kurcaci di lini depan. Mertens didominasi oleh orang dengan tinggi seperti pemain basket," demikian bunyi ulasan media Belgia, Het Nieuwsblad.

Mertens boleh bermasalah dengan peran sebagai ujung tombak di Belgia. Tapi, ketika berbaju Napoli, dia sejauh ini terbilang sangat baik dalam melakoni tugas sebagai penyerang nomor sembilan palsu.

[video]https://video.kompas.com/e/5257699270001[/video]

Mertens, yang sejatinya adalah sayap, belakangan rutin mentas sebagai penyerang tengah. Dia mengisi pos Arkadiusz Milik yang didera cedera panjang.

Bahkan, boleh dibilang Mertens memiliki ketajaman seperti pemain nomor sembilan tulen. Tak cuma aktif turun dan bergerak membuka ruang, eks pilar PSV tersebut juga menjadi sumber gol utama Napoli.

Secara total Mertens sudah mengemas 14 gol di 2016/17. Sebanyak 10 dia ciptakan di pentas Serie A, sementara empat sisanya muncul di ajang Liga Champion.

Dimensi

Secara mengejutkan gol justru lebih sering datang kala Mertens bermain di posisi barunya, yakni penyerang tengah.

Hanya, keberadaan kurcaci tajam seperti Mertens sepertinya belum membuat Napoli tenang. I Partenopei dikabarkan selangkah lagi mendapatkan penyerang Genoa bertubuh bongsor, Leonardo Pavoletti (188 cm).

"Kami akan membeli Pavoletti? Tentu saja...mungkin!" kata Presiden Napoli, Aurelio De Laurentiis, dalam sebuah program di Sky TV.

Napoli merupakan tim yang lumayan sering menggeber bolabola silang. Rata-rata I Partenopei melepas 22 crossing per laga.

 

Baca Juga:

Catatan itu adalah yang tertinggi ketujuh di Serie A 2016/17. Mertens jelas bukanlah figur ideal untuk menuntaskan bola silang lambung, seiring postur tubuhnya yang kecil.

Kehadiran Pavoletti bisa memberikan dimensi baru dalam permainan menyerang Napoli. Striker berusia 28 tahun itu terkenal jago dalam melakukan duel udara.

Musim lalu, Pavoletti empat kali menjebol gawang lawan via ayunan kepala. Torehannya cuma kalah banyak dari Alberto Gilardino (Palermo), yang membuat lima gol sundulan.

[video]https://video.kompas.com/e/5257699270001[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P