Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Eks kiper Real Madrid, Iker Casillas, membeberkan suasana hari-hari terakhirnya di klub ibu kota Spanyol tersebut sebelum hengkang pada musim panas 2015.
Casillas meninggalkan Santiago Bernabeu setelah berkarier selama 16 tahun dari 1999 dan tampil lebih dari 500 kali di La Liga.
Kepergian Casillas ketika itu menjadikan Real Madrid sebagai sasaran kemarahan segelintir pihak. Sebab, Los Blancos dianggap tidak menghormati posisi Casillas sebagai pemain senior sekaligus kapten tim.
Apalagi, Casillas juga harus melakukan konferensi pers sendirian untuk mengumumkan kepergiannya.
Namun, sebelum perpisahan itu terjadi, Casillas sudah tahu bahwa waktunya di Real Madrid sudah habis.
"Saya sudah tahu tentang nasib saya pada Januari atau Februari tahun lalu. Situasi di klub tidak enak dan membuat saya harus membuat keputusan," ucap dia.
"Setelah berpikir panjang, pergi dari Real Madrid memang keputusan terbaik," tutur kiper berusia 35 tahun itu.
Baca Juga:
Dia juga sudah mempertimbangkan kemungkinan pergi setelah Real Madrid menjuarai Liga Champions pada 2014. Apalagi, Casillas ketika itu harus berbagi status kiper utama El Real bersama Diego Lopez.
"Sejak 2014, saya sudah memikirkan pindah. Waktunya sudah tepat. Real Madrid lebih memilih Diego Lopez, tetapi suasana di klub sungguh aneh dan tidak nyaman," kata Casillas.
Sejak pindah ke Porto, Casillas sudah tampil 45 kali. Dia pun berharap performa bersama klub Portugal itu bisa membantunya dilirik pelatih tim nasional Spanyol, Julen Lopetegui.
Kapten Spanyol saat memenangi Piala Dunia 2010 tersebut tidak gentar meski harus bersaing dengan David De Gea, kiper Manchester United.
"Lopetegui memang memilih De Gea sebagai kiper nomor satu. Saya bisa menerima keputusannya, tetapi saya belum pensiun dari timnas Spanyol. Kenapa saya tidak boleh bermain di Piala Dunia 2018?" ujarnya.
[video]https://video.kompas.com/e/5251593761001_v1_pjuara[/video]