Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Justifikasi Gelandang Tersubur di Klub Tersehat Serie A

By Sabtu, 17 Desember 2016 | 16:45 WIB
Aksi Franck Kessie melawan pemain Juventus Alex Sandro dalam laga Serie A antara Juventus dan Atalanta di Juventus Stadium, 03 Desember 2016. (VALERIO PENNICINO/GETTY IMAGES)

Juventus, Milan, Inter, Roma, sampai Liverpool. Kuintet klub elite itu dilaporkan sedang mengantre tanda tangan gelandang belia Atalanta, Franck Kessie.

Penulis: Beri Bagja

Pemuda ajaib berusia 19 tahun itu punya alasan logis kenapa dirinya menjadi materi persaingan klub top. Tengok statistiknya bersama Atalanta musim ini. Sampai pekan ke-16, Kessie mencetak lima gol dari 14 penampilan.

Jumlahnya tidak banyak, tetapi memikat lantaran posisinya sebagai gelandang tengah, bukan bertanggung jawab penuh ke sektor ofensif. Dengan koleksi lima gol, Kessie tercatat sebagai gelandang tertajam di liga sejauh ini.

Pemain di kisaran dalam daftar pengoleksi lebih dari empat gol rata-rata berposisi sebagai striker, winger ofensif, atau gelandang serang.

Walau Atalanta sedang dirundung penurunan performa karena dua kekalahan beruntun, pesona Kessie tak luntur.

Kabarnya, pemain Pantai Gading itu ditawar 27 juta euro atau setara Rp 381 miliar oleh Liverpool.

Potensi nilai transfer itu naik 90 kali lipat dari uang yang dikeluarkan Atalanta saat menebus Kessie dari klub Pantai Gading, Stella Club, tahun lalu (300 ribu euro)!

Pelatih Atalanta, Gian Piero Gasperini, ogah anak buahnya itu terganggu rumor transfer.

“Apakah dia siap untuk klub top? Bursa transfer adalah dalih yang tak bisa diterima. Posisi di klasemen harus dipertahankan dan semua pembicaraan tidak ada hubungannya dengan hal itu,” ucap Gasperini di Tuttomercatoweb.

Tim Tersehat

Harga tinggi yang dilancarkan buat Kessie seperti justifikasi klubklub peminat untuk mengeruk potensi Atalanta sebagai klub tersehat di Serie A musim ini. La Dea di bawah asuhan Gasperini dipuji karena sangat efisien memanfaatkan materi yang ada menjadi mesin perang tangguh lewat pergerakan minim biaya di bursa transfer.

Mereka hanya merogoh 10 juta euro (Rp 141,6 miliar) pada mercato musim panas lalu alias terendah ke-15 di daftar pengeluaran Serie A. Hasilnya, Atalanta malah berada di posisi ke-6.

Selisih surplus 9 antara komparasi posisi di klasemen (6) dengan peringkat pengeluaran di bursa transfer itu (15) menjadi yang tertinggi di Serie A.

Baca Juga:

Sudah meraup 28 angka, Atalanta bisa diibaratkan “membeli” setiap poin yang didapatkan dengan merogoh rata-rata 357 ribu euro dari bursa transfer.

Semakin besar selisih tersebut, semakin efektif pula sebuah klub mendayagunakan materi yang ada guna mendongkrak peringkat klub di tabel. Soal hal ini, Inter dan Bologna menjadi dua kontestan yang terburuk.

I Nerazzurri menjadi tim terboros kedua setelah Juventus dengan menggelontorkan 153 juta euro, tapi hanya bercokol di peringkat ke-9 dengan 24 poin. Artinya, Inter ratarata membeli satu poin dengan harga 6,37 juta euro atau Rp90,2 miliar!

Bologna paling tidak efisien karena pengeluaran 23,7 juta euro cuma membawa mereka ke peringkat 16 di klasemen sementara.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P