Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Atletico Madrid boleh dibilang sudah masuk mode krisis mini. Kekalahan telak 0-3 dari Villarreal awal pekan ini mengonfirmasi asumsi tersebut.
Penulis: Rizki Indra Sofa
Potensi kalah tentu saja ada. Tapi, kalah telak tiga gol tanpa balas dari tim selain Barcelona dan Real Madrid di La Liga, rasanya tidak wajar terjadi di era Simeone yang begitu dikenal dengan identitas intensitas dan konsentrasi tinggi mereka alias el cholismo.
Belakangan, identitas itu seperti mulai menghilang. Atletico kini sudah tertinggal 12 angka dari Real Madrid di puncak klasemen. Los Colchoneros terjebak di peringkat enam, posisi yang tak biasa buat mereka.
Situasi makin gawat karena tren mereka tak baik: tidak pernah bisa menang melawan tim di posisi lima besar alias semua di atasnya!
Atletico sudah melawan Madrid (peringkat 1), Barca (2), Sevilla (3), Villarreal (4), dan Real Sociedad (5). Atletico hanya mengambil satu poin dari hasil seri 1-1 melawan Barca di Camp Nou. Sisanya, kalah!
Keberuntungan
Tak hanya kalah, tapi juga gagal bikin gol. Baik itu melawan Madrid (0-3), Sevilla (0-1), Sociedad (0-2), dan terakhir Villarreal (0-3), para personel Atletico tumpul!
Situasi yang sama terjadi di tiga laga terakhir. Atletico tumpul ketika melawan Villarreal, Espanyol, dan Bayern Muenchen di panggung Liga Champion.
Tanpa gol, tak akan ada tiga poin yang amat dibutuhkan tim. Kendati demikian, pelatih Diego Simeone dan seluruh elemen Atleti menolak menimpakan kesalahan terhadap para pemain depan, yang notabene punya tugas utama mengoyak jala gawang lawan.