Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pada musim ini, Leicester City sudah menelan delapan kekalahan di ajang Premier League. Namun, sang manajer Claudio Ranieri enggan menyerah dengan keadaan tersebut.
Prestasi Leicester di kancah domestik memang berbanding terbalik dengan pencapaian mereka pada musim sebelumnya.
Jika musim lalu bisa bersaing di papan atas hingga sukses merengkuh gelar juara Premier League, kini Leicester tercecer di urutan ke-14 klasemen sementara.
Teranyar, dalam laga ke-200 Ranieri di ajang Premier League, Leicester menelan kekalahan 0-1 dari AFC Bournemouth di Stadion Vitality, Selasa (13/12/2016).
Leicester pun telah tercatat mengakhiri laga tanpa poin sebanyak delapan kali.
1 – Leicester’s return of 1 point from their first 8 away games of the season is the lowest total by a defending top-flight champion. Slump.
— OptaJoe (@OptaJoe) December 13, 2016
Kekalahan dari Bournemouth tentu amat disayangkan oleh Ranieri. Sebab, Leicester dinilai tampil cukup baik dalam meladeni permainan tuan rumah.
"Kami meraih hasil yang tak sepantasnya karena kami menciptakan banyak peluang terhadap Bournemouth. Seandainya tim bermain sedikit lebih baik, mungkin kami bisa mencetak gol," ucap Ranieri kepada BBC Sport.
"Saya rasa tim ini masih hidup, dan hal itu penting bagi saya. Jika kami terus berjuang pada tingkat ini, cepat atau lambat kami akan mendapatkan hasil terbaik," tuturnya.
Meski terseok-seok di Premier League, Leicester setidaknya masih memiliki pencapaian membanggakan pada musim ini.
Kebanggaan itu adalah torehan ciamik di ajang Liga Champions. Mereka sukses menembus babak 16 besar setelah menjadi juara Grup G dengan raihan 13 poin.
Pada babak 16 besar, Leicester dijadwalkan bakal berhadapan dengan tim runner-up Grup H, Sevilla.
Partai leg pertama akan digelar di Stadion Ramon Sanchez Pizjuan pada 22 Februari 2017. Sedangkan laga leg kedua di Stadion King Power pada 14 Maret 2017.
[video]https://video.kompas.com/e/5245491195001[/video]