Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tur Perdamaian
Aji membentuk tim yang membawa misi sepak bola perdamaian. Mereka melakukan pertandingan persahabatan melawan tim dari daerah-daerah yang mayoritas beragama Kristen.
“Masyarakat Tulehu sendiri semuanya beragama Islam. Jadi, kami membawa misi perdamaian dengan mengunjungi daerah atau pulau yang dihuni orang Kristen. Ini berawal dari kepala negeri Tulehu yang prihatin karena masyarakat yang berada di pulau- pulau Kristen tidak bisa ke Ambon. Pasalnya kapal yang ditumpangi harus berlabuh di Tulehu yang penduduknya Islam. Mereka takut,” tutur Aji.
Aji dkk. kemudian mengunjungi Pulau Haruku, Saparua, Seram untuk melakukan tur sepak bola. Meski masih ada ketegangan, tim dari Tulehu itu disambut oleh tuan rumah. Laga persahabatan pun benar-benar berjalan dengan penuh perdamaian.
Hanya, dirinya sempat waswas saat mengunjungi salah satu daerah yang merupakan salah satu pusat masyarakat Kristen.
“Saat itu di hadapan kami dan penduduk setempat, pimpinan daerah tersebut berkata, ‘Kau datang ke sini itu mayat (dianggap sudah mati dan tidak akan kembali ke Tulehu). Namun, kau orang Tulehu memang bagus (sambil mengacungkan ibu jarinya).' Saya sudah waswas. Tapi mendengar ucapan dia, saya benarbenar lega karena disambut baik oleh mereka,” ucapnya.
Aji melakukan tur sepak bola perdamaian selama satu bulan. Misinya berhasil. Kehidupan pelabuhan Tulehu kembali bergairah karena banyak orang dari pulau-pulau Kristen berani ke Ambon.
Mereka tak takut lagi untuk transit ke Tulehu sebelum melanjutkan perjalanan ke Ambon.
Begitu pula sebaliknya saat mereka pulang dari Ambon.
“Sepak bola ikut membantu meredakan konflik Ambon. Puncaknya saat tim asuhan Sani menjadi juara Piala Medco. Masyarakat Ambon dan juga Maluku bisa bersatu kembali. Tidak ada lagi perbedaan. Ini yang kembali kami pupuk,” ujar Aji.
Konflik Ambon berakhir damai. Kisah sukses tim Maluku yang juara Piala Medco pun difilmkan dengan judul Cahaya Dari Timur: Beta Maluku.