Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Gelaran matchday pamungkas fase grup Liga Champion 2016/17, medio pekan lalu, dimanfaatkan Luis Enrique untuk menjajal para personel Barcelona yang selama ini jarang mendapatkan jam terbang.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Enrique memang memiliki kemewahan untuk melakoninya usai kepastian lolos yang diraih Barca sejak matchday 5.
Akan tetapi, tak sedikit yang terkejut saat sang entrenador langsung menurunkan enam rekrutan anyar di antara delapan wajah nonreguler itu.
Keenam pemain yang baru mendarat pada musim panas kemarin itu adalah Jesper Cillessen, Samuel Umtiti, Lucas Digne, Denis Suarez, Andre Gomes, dan Paco Alcacer.
Mereka terjun di hadapan Borussia Moenchengladbach guna menemani trio Javier Mescherano, Andres Iniesta, dan Lionel Messi.
Dua nama lain merupakan rekrutan lama, tapi juga tak punya cukup jam terbang untuk disebut pemain reguler. Mereka adalah Aleix Vidal dan Arda Turan.
“Saya meyakini bahwa ini (pemilihan pemain) murni didasari persoalan teknis, bukan pribadi. Karena itu, saya akan terus menunggu kesempatan untuk dipanggil,” ucap Vidal di Marca.
[video]https://video.kompas.com/e/5243072474001[/video]
Apa yang dituturkan eks bek kanan Sevilla itu memang tepat. Tak ada isu like and dislike di skuat musim ini. Penunjukan sebelas awal oleh Enrique benarbenar didasari aspek kualitas pemain.
Dengan kata lain, Vidal cs. selama ini dianggap belum memiliki persyaratan mumpuni untuk turun sejak sepak mula.
Cillessen masih terlalu hijau guna mengambil alih pos Marc-Andre ter Stegen. Vidal tak cukup oke untuk menggantikan Dani Alves, bahkan untuk bersaing dengan Sergi Roberto.
Digne tak secemerlang Jordi Alba, sedangkan Gomes dan Denis Suarez belum layak mengudeta tempat Ivan Rakitic dan Sergio Busquets.
Di lini terdepan, Alcacer jelas tanpa peluang guna menyodok hegemoni salah satu dari trio MSN. Begitu pula dengan Turan.
Namun, di laga melawan wakil Bundesliga ini, Turan mampu menjawab keraguan dengan mencetak hattrick sekaligus menjadikan dirinya sejajar bareng Rivaldo, Ronaldinho, Samuel Eto’o, Messi, dan Neymar.
Rakitic
Denis Suarez mungkin tidak, atau belum, bisa bergabung bersama Turan dan lima pendahulunya yang mewakilkan Barca di jajaran pengoleksi hattrick LC.
Kendati demikian, layaknya Turan, Denis Suarez pun mulai mampu memperlihatkan kapasitasnya sebagai pemain penting Blaugrana.
Ya, Denis Suarez sukses mengirim 101 operan, mencetak masing-masing satu penciptaan peluang dan operan kunci, serta dua kali melewati lawan.
Tentu sebuah catatan yang layak diapresiasi mengingat baru kali itu pemain binaan Manchester City tersebut merumput di panggung LC.
“Barca tidaklah seburuk itu. Enrique tidak menghilangkan esensi asli klub. Namun, memang sulit bermain seperti dulu atau tanpa pemain penting macam Iniesta, Busquets, juga Messi. Kami harus bersabar menyikapi pemain seperti (Andre) Gomes atau Denis Suarez. Mereka akan mencuat setelah beradaptasi,” kata Xavi Hernandez, mantan kapten Barca.
Sorotan Xavi tertuju khusus pada Denis Suarez, yang ternyata masih aktif berkomunikasi dengannya hingga detik ini.
Ketika Barca meminjamkan Denis Suarez ke Sevilla, dua musim lalu, dan Villarreal di musim kemarin, Xavi memberikan keyakinan bahwa pemain berumur 22 tahun inilah penerus natural dirinya.
[video]https://video.kompas.com/e/5242888937001[/video]
“Xavi mengatakan bahwa saya akan kembali ke Barcelona dan akan menggantikan perannya di lini tengah. Ia bahkan meminta agar saya memakai kaus bernomor punggung 6, yang selama ini identik dengannya,” papar Denis Suarez di Sport. “Ramalan” Xavi tepat. Denis kini memakai jersey nomor 6 dan mulai bermain selugas pendahulunya itu.
Ketika Iniesta absen akibat cedera, Enrique kerap memasang Denis Suarez di kiri sebagai pendamping Busquets dan Rakitic.
Namun, pada saat Iniesta sudah sembuh, dan Denis Suarez digeser ke kanan untuk menggantikan Rakitic, permainannya justru meroket. Sinergi dengan Iniesta benar-benar mengingatkan Barca pada era Xaviesta.
Jadi, jika ada yang harus mulai mengkhawatirkan posisi intinya direbut, Rakitic berada di baris paling terdepan.
Sebagai pembanding ideal, kita bisa melihat statistik Denis Suarez dan Rakitic di musim 2015/16, yang memang jelas menunjukkan pemain yang disebut pertama bisa bersaing.