Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Siapakah yang paling pantas disebut sebagai anti-Juve alias pengganggu utama Juventus di jalur perburuan gelar? Jawabannya akan segera tersaji di hamparan rumput hijau Stadion Olimpico.
Penulis: Sem Bagaskara
Musim ini, AS Roma telah menunjukkan kematangan mereka dalam menghadapi laga-laga besar. Tim Serigala langsung lulus pada ujian pertama.
Menghadapi Internazionale pada pekan ke-7 Serie A 2016-2017, Edin Dzeko cs. menang 2-1. Tren kemenangan terjaga sepekan berselang, sewaktu mereka membekap Napoli 3-1 di arena sakral, San Paolo.
Mentalitas baja pasukan Serigala kembali terlihat tatkala mereka menang dua gol tanpa balas atas rival bebuyutan, Lazio, dalam partai panas bertajuk derby della capitale akhir pekan silam.
Roma sekarang tetap bisa mengeruk hasil sempurna kendati bermain jelek, sesuatu yang tak pernah bisa mereka wujudkan musim lalu.
"Benar bahwa permainan tak terlihat cantik, tetapi itu adalah buah kerja keras. Pada babak kedua, tim bermain sangat bagus sebab itulah rencana kami," kata peracik strategi Roma, Luciano Spalletti, usai bentrokan kontra Lazio.
Gelandang andalan Tim Serigala, Radja Nainggolan, bahkan dengan mantap berujar bahwa duel melawan Lazio lebih mudah ketimbang pekan sebelumnya, di mana tim cuma menang tipis 3-2 atas Pescara.
Baca juga:
Nainggolan bak hendak berkata bahwa timnya selalu berada pada level konsentrasi yang tepat ketika jadwal mempertemukan mereka dengan lawan berat.
Menilik tren pada musim ini, Roma layak percaya diri sewaktu menjamu AC Milan di Olimpico pada pekan ke-16 Serie A.
Apalagi, Olimpico merupakan tabu bagi sang tamu. Dalam rentang 10 tahun terakhir, Milan hanya pernah sekali meraih kemenangan di sana.
Satu-satunya poin sempurna itu muncul pada 29 Oktober 2011. Gol-gol Zlatan Ibrahimovic (2 gol) dan Alessandro Nesta mengantar Il Diavolo menang 3-2 di Olimpico.
Selebihnya, Milan hanya meraup enam hasil imbang dan menelan empat kekalahan.