Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pertanyaan di atas layak diajukan kepada Bhayangkara FC menjelang jamuan terhadap Persela di Stadion Gelora Delta, Jumat (9/12).
Penulis: Andrew Sihombing
Lima pertandingan sudah dilalui tim asuhan Ibnu Grahan tanpa kemenangan. Pertandingan melawan Persegres, Persija, dan Semen Padang hanya menghasilkan masing-masing tambahan satu poin, sementara duel kontra PSM serta Persipura bahkan ditutup dengan kekalahan.
Niat bangkit tentunya ada, tapi hal itu kemungkinan besar tidak mudah. Tim tamu justru belakangan tengah memperlihatkan penampilan memikat.
Persela bukan lagi tim lemah yang bisa dikalahkan oleh siapa pun. Pada periode yang sama dengan Bhayangkara, Laskar Joko Tingkir asuhan Aji Santoso bisa mengalahkan tim seperti Madura United dan Persib serta bermain imbang melawan Sriwijaya.
Tim Penembak
Menariknya, kendati meraih hasil berbeda, kedua tim punya kesamaan. Yang pertama soal sumber gol.
Bhayangkara memang tak lagi diperkuat Thiago Furtuoso (pencetak 15 gol di TSC) karena cedera parah.
Namun, tim ini toh tetap bisa mencetak empat gol di tiga pertandingan pamungkasnya melalui Antoni Putro Nugroho, M. Hargianto, Fandi Eko Utomo, hingga Otavio Dutra.
Kondisi serupa terjadi pada Persela. Selain Dendi Sulistyawan, gol-gol klub kebanggaan Lamongan ini muncul dari trio Steven Imbiri, Hedipo Gustavo, Ivan Carlos Franca.
Belum lagi keberadaan pemain seperti Nur Hardianto dan Sadil Ramdani.
Baca Juga:
Pemain-pemain di kubu Bhayangkara maupun Persela jeli memaksimalkan celah untuk melepas tembakan.
Labbola mencatat Bhayangkara telah melepas 157 tembakan di TSC, sementara TSC menguntit tepat di belakangnya dengan 149 shots. Jumlah itu hanya lebih sedikit dibanding Mitra Kukar (165).
Tim tamu setidaknya sudah memiliki satu keunggulan di luar lapangan dibanding Bhayangkara. Hingga pekan ke-31, Persela menempati peringkat kedua dalam daftar okupansi stadion (rata-rata 58,1%). Sementara itu, Bhayangkara ada di peringkat paling buncit dengan 13,2%.