Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Auckland City Delapan Kali Peringkat Ketiga

By Kamis, 8 Desember 2016 | 12:41 WIB
Para pemain Auckland City FC merayakan kemenangan setelah adu penalti melawan Cruz Azul FC di ajang FIFA Club World Cup, 20 Desember 2014. (Steve Bardens/Getty Images)

Sejak Australia bergabung dengan Konfederasi Asia, maka "tugas" internasional menjadi milik Selandia Baru sebagai sebuah negara dengan sepak bola terkuat di jajaran Oseania.

Penulis: Dian Savitri

Terbukti, untuk ke-8 kalinya, klub Selandia Baru, Auckland City, akan tampil di Kejuaraan Dunia Antarklub 2016 yang digelar di Jepang. Auckland City, sebuah klub semipro, dilatih oleh pelatih asal Spanyol, Ramon Tribulietx (baca: Tribu-lietch).

Pelatih berusia 44 tahun kelahiran Barcelona itu ada di Auckland City sejak Juli 2008 dengan kapasitas sebagai asisten pelatih hingga Juni 2010. Tribulietx resmi menjadi pelatih kepala sejak Juli 2010.

Sejak itu, Auckland City menjadi juara Liga Champion Oseania berturutan, mulai 2011 hingga 2016, ditambah dengan juara pada 2006 dan 2009. Termasuk ketika Auckland City mengalahkan klub Meksiko, Cruz Azul, melalui adu penalti, untuk menduduki urutan ke-3 di Piala Dunia Klub 2014 di Maroko.

Itulah prestasi tertinggi Auckland di kancah internasional. Biasanya Auckland sudah tersingkir pada pertandingan pertama Piala Dunia Klub, yaitu playoff. Tahun ini, Auckland juga akan tampil mulai dari playoff untuk memperebutkan satu tiket ke perempat final.

Baca Juga:

Lawannya adalah wakil tuan rumah, juara J-League, Kashima Antlers. Karena mereka harus bermain paling awal, tidak heran kalau Auckland menjadi klub tamu yang tiba paling awal di Jepang, 30 November lalu. Mereka tiba di Jepang setelah melakukan pertandingan pemanasan di Hong Kong.

Auckland juga melakukan satu pertandingan persahabatan melawan SC Sagamihara, 2 Desember lalu. Setelah itu, pada 8 Desember, Auckland akan memulai petualangan di kejuaraan dunia antarklub tahun ini di Yokohama.

“Saya senang bisa kembali ke turnamen seperti ini. Tidak akan ada artinya kalau kami kalah pada partai pertama. Kami ingin bisa melaju jauh. Ada tekanan tersendiri untuk menghadapi juara J-League, namun kami akan berbuat yang terbaik,” kata bek Auckland kelahiran Jepang, Takuya Iwata, seperti dikutip dari situs resmi FIFA.

Auckland akan punya waktu selama setidaknya delapan hari untuk menyesuaikan diri dengan kondisi Jepang, terutama iklim yang dingin.