Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Salah satu tim yang berpenampilan bagus sepanjang musim F1 2016 adalah McLaren. Performa mereka menunjukkan grafik menanjak dibanding 2015. Namun, masalah tetap menghantui mereka.
Penulis: Arief Kurniawan
McLaren adalah salah satu nama besar di F1, bahkan termasuk tim legendaris. Mereka adalah tim dengan koleksi gelar konstruktor ketiga terbaik di F1, setelah Ferrari dan Williams.
Ferrari mengoleksi 16 titel, Williams 9, dan McLaren 8. Bahkan, dari sisi kemenangan McLaren hanya berada di bawah Ferrari, 224 berbanding 182. Itu pun dengan catatan Ferrari telah ikut F1 sejak musim perdana, 1950, sementara McLaren baru pada 1966.
Nama besar McLaren tiba-tiba terpuruk tahun 2015, di mana mereka terperosok di posisi 9 klasemen konstruktor.
Itu adalah ranking terburuk mereka sejak 1980, bila kita abaikan tahun buram mereka di 2007 karena terlibat kasus mata-mata yang membuat semua poin mereka dihapus.
Penyebab terpuruknya McLaren pada 2015 adalah pergantian mesin (power unit), dari Mercedes ke Honda.
Mercedes adalah pemilik power unit terbaik di era turbo sejak 2014, sementara Honda seperti baru belajar lagi ketika comeback dengan mesin ini pada 2015.
Fernando Alonso, juara dunia dua kali yang membela McLaren bahkan sempat menyebut mobil McLaren-Honda 2015 seperti, "Mobil GP2 yang ada di grid F1."
Semangat pantang menyerah lalu ditanamkan di kedua kubu. Kerja keras McLaren dan Honda mulai membuahkan hasil pada 2016 ini. Di hampir semua sektor performa mereka membaik.