Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Atletico Vs Espanyol: Mengawal Tamu Dinamis

By Sabtu, 3 Desember 2016 | 19:27 WIB
Para pemain Atletico Madrid merayakan gol yang berhasil mereka cetak ke gawang Granada dalam pertandingan La Liga 2016-2017 di Stadion Vicente Calderon, Madrid, Spanyol, pada 15 Oktober 2016. (DENIS DOYLE/GETTY IMAGES)

Jika membandingkan kinerja 17 klub Primera Division musim 2016-2017, tanpa menyertakan tiga tim yang terdegradasi, dengan performa mereka pada 13 pekan perdana La Liga, Espanyol termasuk dalam kategori positif.

Penulis: Sapto Haryo Rajasa

Parameter positif di sini adalah koleksi nilai yang dikumpulkan dalam rentang 13 jornada. Meski tak mengalami kenaikan peringkat di klasemen, di mana Espanyol sama-sama menduduki posisi 12, pada musim ini raihan poinnya adalah 18, dua angka lebih banyak ketimbang musim kemarin.

Mungkin dua poin bernilai tak seberapa. Akan tetapi, faktanya cuma delapan tim yang mampu mengumpulkan poin lebih banyak. Real Sociedad menjadi yang terwahid dengan perbedaan 11 poin dibandingkan musim 2015-2016. Sevilla dan Malaga menyusul dengan 9 poin, lalu Real Madrid dan Las Palmas (6).

Espanyol sendiri ada di posisi keenam dalam ranking kenaikan poin terbanyak (2 poin). Di bawah Los Periquitos ada Villarreal dan Eibar (1). Sementara itu, Athletic Bilbao menjadi satu-satunya tim yang mengoleksi jumlah poin sama dengan yang diperoleh musim kemarin.

Sebaliknya, Deportivo La Coruna muncul sebagai tim yang kehilangan angka terbanyak (11 poin), disusul Valencia (8), Barcelona dan Granada (6), Atletico Madrid (5), Celta Vigo dan Real Betis (4), serta Sporting Gijon (3).

Suka atau tidak suka, kita harus mengakui bahwa Quique Sanchez Flores telah menghadirkan sebuah perubahan cukup signifikan dalam tim yang baru dibesutnya itu.

“Espanyol tim top dengan organisasi permainan solid. Saat ini mereka memainkan sepak bola yang sangat dinamis,” ungkap Julio Velazquez, pelatih Alcorcon, lawan Espanyol pada ajang Copa del Rey.

Alcorcon boleh hanya bermain di Segunda A. Namun, mereka kerap bersua tim unggulan di ajang Piala Raja Spanyol tersebut, sehingga tahu kekuatan klub-klub asal Primera. Walaupun dalam laga tengah pekan itu Espanyol cuma berbagi skor 1-1, Velazquez mengakui betapa sulit meraih hasil imbang itu.

Espanyol adalah klub keempat di panggung La Liga yang dilatih Quique, setelah Getafe, Valencia, dan Atletico Madrid. Manajemen Cornela-El Prat merasa bahwa pelatih yang baru menuntaskan satu musim bersama Watford ini memiliki persyaratan sempurna untuk mengoptimalkan potensi pemainnya.

Terutama setelah musim mengecewakan bersama Serio Gonzalez dan Constantin Galca, dua pelatih sebelum Quique, dan seusai perekrutan beberapa pemain anyar.

Di antaranya Leo Baptistao, Jose Manuel Jurado, Diego Lopez, Jose Antonio Reyes, Martin Demichelis, Javi Fuego, dan Pablo Piatti.

Tiago

Nama yang disebut terakhir butuh atensi ekstra. Maklum, Valencia menganggapnya sudah habis. Namun, Quique memastikan bahwa gelandang serang asal Argentina ini masih menyimpan potensi besar.

Benar saja, pada awal musim ini Piatti menjadi pemain yang punya kontribusi terbesar atas terciptanya gol, di antara pemain mana pun di La Liga. Dengan raihan lima gol dan tujuh assist, artinya Piatti bertanggung jawab langsung atas 12 gol Espanyol. Angka ini bahkan melebihi statistik para raksasa Negeri Matador macam Cristiano Ronaldo, Gareth Bale, Lionel Messi, Luis Suarez, Neymar, hingga Antoine Griezmann.

Ketika menerima Espanyol sebagai tamu pada akhir pekan ini, Atletico Madrid jelas harus menaruh perhatian lebih pada Piatti. Di samping grafik Los Periquitos yang justru lebih memesona saat bertindak sebagai tamu, Atleti sendiri tengah menjalani salah satu musim terberat di kompetisi domestik.

Memang, Antoine Griezmann dkk menjadi tim tunggal yang sukses mencatat rekor 100% alias lima kali menang dalam lima matchday di Liga Champions 2016-2017. Kendati demikian, rapor mereka di La Liga agak mengkhawatirkan. Bukan cuma karena posisi fluktuatif di klasemen, tapi juga karena begitu mudahnya lawan menjebol gawang Jan Oblak.

Perubahan personel di tengah, di mana Koke kini lebih sering menempati pos duet gelandang bertahan bersama Gabi Fernandez, guna menambah daya gedor lewat dua winger Yannick-Ferreira Carrasco dan Saul Niguez/Nicolas Gaitan membuat transisi dari menyerang ke bertahan lumayan terganggu.

Simeone bisa sedikit bernapas lega karena Tiago sudah sembuh total, sehingga bisa menemani Gabi di tengah. Kembalinya Tiago dalam tiga laga terakhir Atleti, melawan PSV (LC), Osasuna (La Liga), dan Guijuelo (Copa) terbukti ampuh membuat gawang Los Colchoneros tak tersentuh.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P