Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Gara-gara Rotasi, Borussia Dortmund Tercecer

By Anggun Pratama - Jumat, 2 Desember 2016 | 17:04 WIB
Para pemain Borussia Dortmund merayakan gol yang dicetak Marco Reus ke gawang Legia Warszawa dalam partai Liga Champions di BVB Stadion, Dortmund, 22 November 2016. (PATRIK STOLLARZ / AFP)

 Dortmund mencoba kembali ke jalur kemenangan usai kalah 1-2 dari Frankfurt. Target tiga angka sudah dicanangkan saat menghadapi Gladbach di Westfalen, pada Sabtu (3/12/2016).

Performa Dortmund musim ini sangat inkonsisten. Sebagai contoh, setelah berhasil mengalahkan Muenchen 1-0 (19/11/16), pasukan Thomas Tuchel kalah dari Frankfurt (26/11/16).

Dari 12 pekan yang sudah dijalani, Dortmund baru mengemas 21 poin. Mereka tercecer di peringkat tujuh, padahal di awal musim Dortmund merupakan kandidat juara.

Kemenangan atas Gladbach menjadi sangat penting bila tak ingin tertinggal terlalu jauh dari puncak klasemen yang dikuasai RB Leipzig dengan koleksi 30 poin.

"Kami tak bisa mengulang performa seperti saat melawan Muenchen. Kami harus mengakui hal itu meski sakit. Kami akan berlatih keras dan mempersiapkan diri sebaik mungkin demi melawan Gladbach," kata Julian Weigl kepada Ruhr Nachrichten.

Ada sejumlah teori yang diungkapkan kenapa Dortmund inkonsisten. Salah satunya adalah Tuchel dinilai terlalu sering melakukan rotasi.

Situs Schwatzgelb, yang dikelola oleh fan Dortmund menyebut rata-rata Tuchel melakukan 4,15 pergantian starter dari laga Bundesliga sebelumnya. Rata-rata itu hampir sepertiga dari tim yang bermain.

[video]https://video.kompas.com/e/5226400129001[/video]

Walau rotasi hal biasa dalam sepak bola, terlebih Dortmund juga bermain di Liga Champion, nyatanya perputaran starter tersebut tak membawa dampak positif.

Sebagai contoh, Christian Pulisic, Shinji Kagawa, Nuri Sahin, dan Ousmane Dembele yang bermain bagus saat mengalahkan Legia Warsawa di Liga Champion (22/11/16) tak mentas sebagai starter di laga kontra Frankfurt.