Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Valere Germain, Bintang Tim Tertajam di 5 Liga Elite Eropa

By Kamis, 1 Desember 2016 | 16:03 WIB
Valere Germain (kanan), pemain AS Monaco yang sedang berduel dengan Jonathan Delaplace (Lille) dalam laga Ligue 1 pada 30 Agustus, 2014. (Kaz Photography/Getty Images)

AS Monaco masih menjadi tim tertajam sementara di lima liga top Eropa.

Penulis: Riemantono Harsojo

Dalam 14 pertandingan Ligue 1 musim ini, Monaco mencetak 43 gol.

Jumlah gol ASM lebih banyak dari Real Madrid yang mengemas 36 gol dari 13 partai La Liga serta Liverpool yang membukukan 32 gol dari 13 laga Premier League.

Dihitung rata-rata, Monaco mengemas tiga gol per partai. Faktanya, di Liga Prancis musim ini, tim asuhan pelatih Leonardo Jardim itu sudah tiga kali menang dengan mencetak tiga gol, yakni ketika bertemu Paris Saint-Germain (3-1), Rennes (3-0), dan Lorient (3-0).

Selain itu, Monaco sudah dua kali mencatat kemenangan dengan membuat enam gol, yaitu ketika berjumpa Montpellier (6-2) dan Nancy (6-0).

Namun, catatan itu tidak menjadi rekor. Skor kemenangan terbesar ASM adalah 7-0 saat bermain di kandang Metz.

Di atas tiga gol dan di bawah enam gol, Monaco sudah dua kali menang dengan mengemas empat gol. Pertama saat mengatasi tuan rumah Lille 4-1.

Yang kedua terjadi pada Sabtu (26/11) lalu saat menjamu Olympique Marseille di Stadion Louis II dengan skor 4-0.

[video]https://video.kompas.com/e/5228758559001[/video]

Hal istimewa lain dari ketajaman Monaco, untuk sementara pemain yang paling tajam tidak hanya satu atau dua. Pemain tertajam sementara Les Rouges et Blancs (Tim Merah dan Putih) di Ligue 1 berjumlah lima.

Setelah penyerang Radamel Falcao, gelandang Thomas Lemar, dan bek Fabinho, penyerang Valere Germain dan Guido Carrillo menyusul masuk dalam kelompok pemain tertajam di tim dengan jumlah lima gol.


Aksi perayaan gol striker AS Monaco, Radamel Falcao, selepas menjebol gawang Nancy dalam partai Ligue 1 di Louis II Stadium, Monako, 5 November 2016.(VALERY HACHE / AFP)

Germain mengemas dua gol kala ASM mengalahkan Marseille 4-0 Sabtu lalu. Penyerang ini juga terlibat dalam gol terakhir Monaco setelah tendangannya dihalau kiper tapi bola diteruskan masuk ke gawang oleh Carrillo.

Germain menjadi protagonis kemenangan atas Marseille. Uniknya, pemain berusia 26 tahun ini dilahirkan di Kota Marseille.

Dia adalah anak dari Bruno Germain, bek tengah yang turut membawa Marseille menjuarai Liga Prancis 1988/89, 1989/90, dan 1990/91 serta finalis Liga Champion 1990/91.

Pernah mendukung Marseille, sekarang Germain menjadi pemain yang membuat OM merana. Pada Ligue 1 musim lalu bersama Nice, dia mencetak satu gol dalam partai kandang dan tandang melawan Marseille (skor 1-1 dan 1-0).

Dalam lima duel melawan Marseille di sepanjang kariernya, Germain empat kali menang dan total membuat lima gol. OM menjadi tim yang gawangnya paling sering dia dijebol. Wajar kalau Germain berharap bertemu Marseille setiap pekan.

“Saya senang malam ini mencetak dua gol, meskipun saya lahir di Marseille. Di Velodrome tahun lalu saya juga bikin gol bersama Nice. Saya suka bermain baik melawan OM, jadi kami harus melawan mereka setiap akhir pekan,” kata Germain seperti dikutip situs L’Equipe.

Seperti anak-anak yang dilahirkan di Kota Marseille, Germain juga memiliki impian suatu saat membela OM. Namun, setelah dibina di ASPTT Orleans, Orleans, dan Chateauroux, pada usia 15 tahun Germain pindah ke tim junior Monaco.

Satu tahun setelah membawa Monaco menjuarai kompetisi tim cadangan pada 2008, Germain dikontrak sebagai pemain profesional. Namun, baru pada Mei 2011 dia melakukan debut dengan tampil sebagai pemain pengganti di laga melawan Saint-Etienne.

Karier Germain di Monaco tak selalu mulus. Pada Februari 2015, menjelang babak 16 besar Liga Champion, dia tak masuk dalam rencana pelatih Jardim. Di musim 2015/16 dia dipinjamkan ke Nice.

[video]https://video.kompas.com/e/5225364344001[/video]

Setelah mampu mencetak 14 gol dari 38 partai Ligue 1 bersama Nice, sekarang Germain akan menjadi salah satu pemain penting Monaco.

ASM sedang berupaya meraih gelar juara Ligue 1 pertama sejak musim 1999/00 sekaligus memutus dominasi PSG, juara Ligue 1 empat musim terakhir.

“Meraih gelar? Kami masih jauh. Semua ingin menjatuhkan PSG, namun kompetisi masih panjang. Kami mesti konsisten dalam waktu lama,” ujar Germain.

Tidak hanya di kompetisi domestik, peran Germain di Liga Champion juga akan penting, di mana Monaco telah maju ke babak gugur dengan status juara grup.

Dia mengemas dua gol di babak kualifikasi dan satu di fase grup musim ini.

Di kompetisi Eropa musim ini, Germain menjadi pemain tertajam kedua di tim setelah Falcao (4 gol). Pelatih Jardim mendapati fakta bahwa duet Falcao-Germain adalah yang terbaik di timnya.

Harus ada alasan non teknis yang kuat untuk kembali mencoret Germain dari rencana tim.

“Mereka saling melengkapi,” kata mantan bek Monaco, Marcel Tisserand.

“Valere bisa menjadi lebih individualistis. Namun, itu bukan semangatnya,” jamin sang ayah Bruno. “Jika melihat seseorang dalam posisi lebih baik, dia akan mengopernya. Saya bangga, karena dalam sepak bola saya tidak suka pemain egois,” ucapnya.

[video]https://video.kompas.com/e/5220174473001[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P