Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Walaupun dinilai gagal total dalam masa singkatnya bersama Real Madrid, Madridistas seantero jagat tetap layak berterima kasih kepada Rafa Benitez karena mempekerjakan Casemiro sebagai gelandang bertahan Los Merengues.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Ketika mengambil alih kursi Rafa, Zinedine Zidane memang tak langsung memainkan Casemiro di posisi krusial tersebut.
Zidane mencoba meneruskan kebiasaan Carlo Ancelotti, pendahulu Rafa, yang memilih duet Toni Kroos dan Luka Modric sebagai duet playmaker.
Namun, Zidane memercayakan posisi gelandang angkut air kepada Casemiro justru saat Madrid diharuskan bertamu ke Camp Nou guna bersua Barcelona.
Strategi yang semula diragukan, tapi ternyata menjadi keputusan terpenting dalam kiprah kepelatihan Zizou.
Singkat cerita, bersama Kroos dan Modric, Casemiro menjadi bagian tak terpisahkan dari wilayah tengah Si Putih tersebut.
Tugasnya sebagai perusak ritme serangan lawan mempermudah kerja Kroos dan Modric dalam berkonsentrasi membangun serangan.
Matikan Messi
Nama pemain Brasil ini mendadak ramai dibicarakan lantaran ada isu ia bakal kembali merumput pada saat Madrid kembali melawat ke Camp Nou.
Sejak 18 September, Casemiro terpaksa menepi akibat cedera retak kaki. Aksi apiknya mengatasi serangan Barca mungkin sudah terbayang di benak fan Madrid.
Namun, bisa dipastikan tidak di benak mayoritas dari mereka. Sebabnya, selama absennya Casemiro, Zizou telah menemukan sosok pengganti yang terbukti tak kalah hebat.
Zizou mendapatkan kualitas Casemiro itu pada diri Mateo Kovacic.
Gelandang asal Kroasia ini terlihat padu saat dimainkan bareng Kroos dan Modric. Ketika Modric absen, eks Internazionale ini juga piawai mengawal lini tengah bareng Kroos dan Isco.
Bahkan, saat Kroos ganti terlilit cedera, dalam komposisi 4-4-2 pun ia tak canggung bersinergi bersama Lucas Vazquez,
Modric, dan Gareth Bale. Di laga pamungkas kontra Alaves, yang dimenangi Madrid 2-1, Kovacic menempati pos gelandang bertahan kembar bersama Modric.
Sementara itu, trio gelandang di depannya, dengan sistem 4-2-3-1, ditempati Lucas Vazquez, James Rodriguez, dan Cristiano Ronaldo.
Artinya, di mana pun Zidane menempatkan dirinya, dalam formasi apa pun, Kovacic tak pernah membuat Madridistas kecewa.
Parameter besarnya adalah Madrid belum pernah sekali pun mengalami kekalahan sejak dirinya masuk lapangan di jornada pembuka versus Real Sociedad.
Dibandingkan gelandang Madrid lain, atribut yang paling mencolok dari Kovacic adalah kesuksesan melewati lawan, di mana ia mencetak 25 take-ons. Juga dalam cegatan (13), tekel (17), hingga jumlah pelanggaran yang diterima (23).
Kepala Zidane mungkin sedikit terbelah dalam memutuskan siapa yang akan merumput di Camp Nou.
Namun, dalam beberapa kesempatan sesi latihan, Kovacic lebih sering menempati barisan tim inti. Zizou bahkan sering terlihat membisikkan beberapa hal dalam aplikasi strateginya.
Menurut media lokal, Zizou memberi instruksi khusus soal bagaimana mengebiri Lionel Messi. Harapannya tentu agar pulang membawa tripoin.
[video]https://video.kompas.com/e/5225946103001[/video]