Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Juventus bukan Si Nyonya Hasil Akhir

By Rabu, 30 November 2016 | 14:25 WIB
Bek Juventus, Leonardo Bonucci, mengalami cedera pada laga Serie A kontra Genoa, di Stadion Luigi Ferraris, Minggu (27/11/2016). (MARCO BERTORELLO/AFP)

Musim ini Juventus dilabeli julukan Signora del Risultato oleh sejumlah media Italia. Namun, sebutan itu tampak tak lagi relevan jika melihat performa Tim Zebra saat ditekuk Genoa 1-3, Minggu (27/11).

Penulis: Sem Bagaskara

Signora del Risultato alias Nyonya Hasil Akhir. Juventus selalu memiliki tendensi untuk memenangi pertandingan, tanpa memedulikan bagaimana cara tim bermain.

Hal krusial yang membedakan Juventus dari tim Serie A lain adalah mereka tetap bisa mengamankan poin sempurna kendati tak menampilkan permainan menawan.

Contoh paling ideal adalah ketika Si Nyonya Tua menang tipis 1-0 atas Palermo di Renzo Barbera pada pekan keenam Serie A 2016-2017. Ahli strategi Juve, Massimiliano Allegri, kala itu sampai menyebut anak asuhnya tersiksa.

Gol kemenangan Si Nyonya Tua hanya muncul dari bunuh diri bek Palermo, Edoardo Goldaniga, yang separuh hak kepemilikannya masih dimiliki Juve.

"Dari aspek teknik, partai ini tidak bagus. Namun, saya tekankan bahwa hal terpenting adalah membawa pulang tiga angka," ujar Allegri usai pertandingan.

Salah satu faktor yang membuat Juve sering menang meski tampil jelek adalah kesolidan lini pertahanan. Sektor belakang Si Nyonya Tua ibarat bunker perlindungan yang susah ditembus lawan.

Acap kali musuh dibuat pusing dan kehilangan banyak energi saat berupaya meruntuhkan tembok yang dibangun Leonardo Bonucci dkk.

Ketika tingkat konsentrasi dan kebugaran lawan menurun, Juve lantas mengeluarkan pukulan pamungkas yang mengantar mereka kepada raihan poin sempurna.

Hanya, cerita itu tak berulang ketika Juve bertandang ke markas Genoa, Luigi Ferraris, akhir pekan silam. Si Nyonya Tua bermain buruk dan mendapatkan hasil jelek, yakni kekalahan.

Soliditas lini belakang yang selama ini jadi andalan juga tak terlihat. Sampai pekan ke-13, Bonucci dkk. merupakan tim yang paling sedikit menderita kebobolan di babak pertama.

Mereka cuma kemasukan dua gol selama paruh waktu pertama, yaitu oleh Luca Antei (Sassuolo/ menit ke-33) dan Jakub Jankto (Udinese/menit ke-30).

Namun, jumlah kebobolan di paruh pertama langsung bertambah tiga biji begitu Juve bertamu ke Genoa pada pekan ke-14 Serie A 2016/17.

Giovanni Simeone (2 gol) dan bunuh diri Alex Sandro membuat Juve sempat tertinggal 0-3 pada babak pertama!

Terakhir kali gawang Si Nyonya Tua bobol tiga kali sebelum jeda babak adalah pada 29 Oktober 2005, sewaktu mereka takluk 1-3 dari Milan di San Siro.

"Kami kemasukan tiga gol di area mulut gawang. Anda akan menerima kekalahan jika melakukannya. Dalam setiap musim, pasti ada momen tergelincir dan hal itu datang sebab pada setengah jam pertama laga, kami tak terlihat," kata Allegri seusai duel melawan Genoa.

Ketika menghadapi Genoa, pertahanan Juve memang terlihat menyedihkan. Gol pembuka kemenangan tuan rumah via sepakan Simeone diawali oleh adegan salah oper Bonucci.

Koordinasi buruk Mehdi Benatia dan Hernanes dalam melakukan penjagaan lantas memicu gol kedua Genoa.

Pukulan seperti datang bertubi-tubi buat pertahanan Juventus. Bonucci diberitakan mengalami cedera pada paha kiri dan kemungkinan absen saat tim menjamu Atalanta, Sabtu (3/12).

Masalah lebih serius menerpa Dani Alves. Bek asal Brasil itu mengalami retak pada tulang fi bula kaki. Sportmediaset melaporkan bahwa pemulihan cedera jenis itu bisa memakan waktu tiga sampai empat bulan.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P