Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Tiga Kunci Pembinaan Usia Dini Menurut Indra Sjafri

By Minggu, 27 November 2016 | 13:36 WIB
Indra Sjafri saat diwawancarai wartawan usai laga Torabika Soccer Championship (TSC) di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar. (YAN DAULAKA/JUARA.NET)

Berbagai tantangan menanti pengurus baru Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) periode 2016-2020 yang baru mulai bekerja. Salah satu persoalan paling krusial adalah membenahi sistem pembinaan usia dini.

Penulis: Indra Citra Sena

Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, sempat menyebutkan target menembus Olimpiade Tokyo 2020 sesaat selepas terpilih dalam Kongres 10 November silam.

Hal ini terkesan bombastis mengingat Indonesia sejatinya masih berupaya menepis ketertinggalan dari tim-tim lain setelah terbebas dari sanksi FIFA.

Namun, target itu dianggap realistis bila para pemangku jabatan serius mempersiapkan sumber daya yang diperlukan sejak jauh-jauh hari.

Setidaknya begitulah penilaian objektif dari pelatih Bali United, Indra Sjafri.

Baca Juga:

“PSSI harus mulai mengukur kira-kira bisa atau tidak melakukan pembinaan intensif dalam waktu kurang dari empat tahun. Saya pikir harus segera dimulai. Jangan cuma di angan-angan, tetapi harus ada aksi nyata,” kata Indra saat ditemui Tabloid BOLA di kawasan Sentul, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Sebagai orang yang pernah terlibat langsung dalam hal pembinaan usia dini sewaktu menukangi tim nasional Indonesia U-17 (2011) dan U-19 (2012-2014), Indra memahami persoalan di level junior.

Dia menyebut ada tiga kunci membenahi urusan ini.