Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Gerrard, antara Keajaiban Istanbul dan 'Bencana' Anfield

By Eris Eka Jaya - Jumat, 25 November 2016 | 15:36 WIB
Steven Gerrard berjalan meninggalkan lapangan usai menerima kartu merah dalam pertandingan Liverpool versus Everton, 25 Maret 2006. (PAUL ELLIS/AFP)

Steven Gerrard memutuskan pensiun pada Kamis (24/11/2016). Namun, ada satu momen yang tidak dilupakan dia, yaitu saat terpeleset pada laga melawan Chelsea pada 2014. Itu terasa seperti "bencana pribadi" bagi dirinya.

Sebelumnya, saat mengambil keputusan untuk tidak memperpanjang masa bakti bersama klub Major League Soccer (MLS), LA Galaxy, Gerrard mengaku belum memilih keputusan apa pun.

Namun, spekulasi soal hal itu pun terungkap. Pria yang lahir pada 30 Mei 1980 (36) itu memutuskan untuk gantung sepatu.

Sepanjang kariernya, dia telah merasakan suka dan duka di lapangan hijau, khususnya bersama Si Merah, julukan Liverpool, klub yang telah mendarah daging dalam diri Gerrard.

Betapa tidak, selama 18 tahun karier sepak bolanya, Gerrard membela Liverpool selama 17 musim. Dia juga menjadi kapten Liverpool untuk periode 2003 hingga 2015.

"Pada debut saya melawan Blackburn Rovers, November 1998, saya tidak pernah membayangkan apa yang terjadi selama tahun-tahun ke depan," cerita Gerrard soal laga debutnya bersama Liverpool.

Bersama klub yang bermarkas di Anfield itu, Gerrard merasakan berbagai momen yang tak akan terlupakan, baik manis maupun pahit.

Stadion Ataturk, Istanbul. Liverpool menghadapi AC Milan pada final Liga Champions musim 2004-2005. Rossoneri, julukan AC Milan, saat itu diperkuat sejumlah pemain kenamaan, seperti Paolo Maldini, Andriy Shevchenko, dan Clarence Seedorf.

Liverpool sempat tertinggal 0-3. Namun, Gerrard menjadi sosok yang memberi inspirasi.

Dia melompat tinggi, kemudian menyundul umpan dari John Arne Riise, bek Liverpool saat itu, dan gol! Cetakan pertama itu memberi asa dan semangat bagi para pemain lainnya.