Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Hanya dimainkan selama 12 menit saat Liverpool FC ditahan imbang 0-0 oleh Southampton pada Sabtu (19/11) semakin menjelaskan bahwa Daniel Sturridge memang bukan pilihan utama lagi di Liverpool. Tampaknya, striker lokal Inggris ini akan tersingkir selamanya.
Penulis: Dedi Rinaldi
Kabarnya, West Ham United sudah mengambil ancang-ancang untuk memindahkan Sturridge, yang terlunta-lunta di Kota Liverpool ke Kota London.
Tidak main-main, West Ham siap menggelontorkan dana 25 juta pound untuk mendapatkan striker berusia 27 tahun ini.
West Ham seperti ingin menjadi klub yang berada di posisi terdepan untuk memboyong Sturridge pada masa transfer tahap kedua yang jatuh pada Januari mendatang.
Pasalnya, beberapa klub juga menyatakan ketertarikannya, seperti Milan, Tottenham Hotspur, hingga klub makmur asal Prancis, yaitu PSG.
Baca juga:
Namun, pertanyaannya ialah apakah Sturridge memang akan dilepas Liverpool?
Faktanya, Sturridge memang sudah tidak mendapatkan posisi utama di lini depan Liverpool. Isu yang berkembang, Manajer Jurgen Klopp tidak cocok dengan gaya bermain Sturridge.
Hal inilah yang menjadi jawaban mengapa Klopp lebih senang memainkan Roberto Firmino dan Philippe Coutinho di depan.
Sebenarnya, Klopp sudah banyak mendapatkan saran. Beberapa pihak sempat memberikan saran kepada Klopp agar tidak melego Sturridge karena akan sulit menemukan pemain lain dengan kualitas yang sama. Salah satunya ialah legenda Liverpool, Mark Lawrenson.
“Satu-satunya cara menyingkirkan Sturridge ialah jika Anda sudah memiliki seseorang yang siap menggantikannya,” kata Lawrenson.
Akan tetapi, Klopp agaknya kukuh dengan sikapnya, termasuk pula jawaban bahwa pelatih asal Jerman sudah menemukan pengganti Sturridge.
Jadi, kemungkinan Liverpool melepas Sturridge sangat besar.
Tak pelak, jika Sturridge memang akhirnya hengkang dari Liverpool, sebutan "Triple S" yang pernah hidup di Liverpool pada masa kepemimpinan pelatih Brendan Rodgers benar-benar bakal tinggal kenangan.
Triple S di Liverpool FC merupakan trio dari Luis Suarez-Daniel Sturridge-Raheem Sterling.
Sturridge menjadi pemain terakhir yang tersisa setelah Suarez dan Sterling hengkang.
Suarez mendarat di FC Barcelona, sedangkan Sterling bergabung dengan Manchester City.
Siapa pun pelatih sepak bola di dunia ini pasti senang memiliki Triple S seperti yang ada di Liverpool.
Ketiganya merupakan sosok ambisius yang punya karakteristik permainan dan tingkah polah yang sangat berbeda, namun saling menunjang, melengkapi, dan mengisi.
Gol-gol mereka selalu mengandung unsur egoisme. Apa pun rintangannya, bukan penghalang buat Sturridge dan Suarez untuk melesakkan bola lewat berbagai cara dan tindakan.
Lalu, Sterling datang dengan liukan serta kecepatan, membuat umpan bagi duet Suarez dan Sturridge untuk menggila.
Trio SSS pun menjelma menjadi kombinasi sempurna dan mematikan. Mana kala trio maut ini tak bermain baik, dijamin permainan Liverpool akan hancur.
Pelatih Chelsea saat itu; Jose Mourinho, pelatih The Citizens; Manuel Pellegrini, hingga pelatih Arsenal; Arsene Wenger, merupakan sedikit pelatih yang hafal betul bagaimana cara menanggulangi mereka.
Intinya, jangan sampai ada bola yang dikirim ke mereka. Satu-satunya yang disayangkan dari trio maut tersebut ialah Liverpool tak sampai pernah sampai ke puncak.
Fakta ini pula yang membuat Triple S akhirnya tercerai-berai.